Tiongkok Evakuasi Warganya dari Tripoli
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Tiongkok dalam siaran resmi pada Kamis (7/8) menyebut saat ini ada 900 warganya yang berada di Tripoli, Libya hendak diungsikan keluar dari negara tersebut.
Keterangan resmi pemerintah seperti tertuang pada laman BBC menyebut bahwa saat ini masih ada ratusan warga yang sebagian besar merupakan pekerja masih terjebak di Tripoli, Libya karena konflik politik memanas di negara itu.
Keprihatinan tentang situasi keamanan Libya sebelumnya telah dikemukakan salah satu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Marie Harf, akibatnya pada Sabtu (2/8) Amerika Serikat menutup kedutaan besarnya di Libya dan mengungsikan stafnya dari sana ke negara tetangga, Tunisia, karena keprihatinan mengenai keamanan.
“Akibat kerusuhan yang berkecamuk dan berawal dari bentrokan antar anggota milisi Libya di sekitar Kedutaan Besar AS di Tripoli, kami untuk sementara telah memindahkan semua personel kami ke luar Libya,” kata Marie Harf.
Personel AS di Kedutaan Besar di Libya meninggalkan Tripoli, Libya melalui darat ke negara tetangga, Tunisia, dengan pengawalan militer, kata Harf, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam. Berita kepergian staf Kedutaan Besar AS tersebut baru disiarkan setelah semua staf tiba di Tunisia dengan selamat.
Para pekerja Tiongkok diungsikan keluar dari Libya dengan menggunakan kapal melalui Yunani mulai Rabu (6/8). Langkah pemerintah Tiongkok tidak saat ini saja, pada 2011 lalu pemerintah Yunani pernah mengirim dua kapal feri dikirim untuk mengevakuasi sekitar 4.500 warga Tiongkok dari Libya. Kapal tersebut mengungsikan warga Tiongkok dan sejumlah warga negara lainnya dari Libya menuju Pulau Kreta.
Kapal Feri bernama Hellenic Spirit dan Olympic Champion mengantar para pengungsi dari Libya dan setelah tiba di Pulau Kreta, Yunani warga Tiongkok ini nantinya akan diterbangkan ke negara tujuan dengan menggunakan pesawat carteran.
Situasi dan kondisi keamanan di Libya yang kian membara mendorong Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tripoli meminta seluruh warga negara Indonesia untuk menunda niat berkunjung ke negeri bergolak itu.
"Seluruh WNI untuk tidak melakukan atau menunda perjalanan ke Libya untuk sekarang ini," kata Duta Besar RI untuk Libya, Raudin Anwar dalam imbauannya, Rabu (6/8). Imbauan duta besar tersebut dilansir lewat akun jejaring sosial, facebook, Fungsi Konsuler KBRI Kairo.
WNI yang saat ini masih berada di Libya juga diimbau untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan, memantau segala perkembangan yang terjadi dan mengambil langkah untuk segera keluar dari negara itu.
KBRI Tripoli menjelaskan, stabilitas keamanan di Libya saat ini semakin memburuk dan sangat mengkhawatirkan, khususnya di ibu kota Libya, Tripoli, dan Benghazi, kota di dekat perbasasan dengan Mesir, yang pernah manjadi pusat pemberontakan penumbangan rezim Muammar Gaddafi pada 2011. (bbc.co.uk).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...