Kelamnya Perang Suriah dalam Karya Seniman Grafis
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM- Sejumlah seniman Suriah mengungkapkan secara humor tentang perang yang brutal yang memasuki tahun ketiga yang menghancurkan negaranya, pada hari Rabu (25/12) bertepatan dengan hari Natal.
Karya-karya mereka diposting di Internet mencerminkan tragedi yang telah menyerang Suriah di mana kekerasan telah dilaporkan menewaskan lebih dari 126.000 orang dan memaksa jutaan orang untuk melarikan diri dan mengungsi di negara tetangga.
Salah satu ilustrasi yang paling pedih diungkapkan oleh desainer grafis Sedki Al-Imam yang diposting dalam akun facebook-nya. Satu gambar menunjukkan Santa Claus mengendarai kereta salju menembus angkasa yang berbintang. Namun kereta itu bukannya ditarik beberapa rusa, melainkan ditarik tiga pesawat tempur.
Dan bukannya bumi bermandikan hadiah dari sang Santa, justru yang dijatuhkan adalah tong-tong bom TNT di atas tanah Suriah.
Gambar-gambar yang ditampilkan itu merupakan karya dari sekitar 400 orang, termasuk 117 anak-anak, dan juga ada karya anak yang telah tewas dalam 10 hari serangan udara. Mereka korban dari bom yang dijatuhkan oleh rezim Suriah terhadap daerah yang dikuasai pemberontak di Aleppo, kampung halaman Al-Imam di Suriah utara.
Santa dan Pisau Guillotine
Gambar lain oleh desainer grafis Wissam Al-Jazairi menunjukkan berwarna cerah Santa Claus merosot di depan deretan batu nisan di pemakaman yang dipenuhi salju. Santa sedih karena dia tidak dapat mengunjungi anak-anak untuk memberi mereka hadiah Natal dan keterangan di bawah gambar berbunyi pedih: "Santa Claus dan anak-anak dari Suriah."
Gambar lain menampilkan pisau guillotine berbentuk peta wilayah Suriah yang siap dijathkan untuk memenggal leher. Ilustrasi lain ditandatangani A. Wardeh menampilkan menara asap hitam dapat dilihat naik dalam bentuk pohon Natal besar hitam, orang banyak di atas berkumpul di kota yang hancur.
Di atas awan adalah bintang kecil, dan di dekatnya pesawat perang kecil. Sebuah pesan suram berbunyi: "Bashar Al-Assad ingin Anda selamat hari Natal!"
Tapi tidak semua karya itu berisi kesuraman dan malapetaka. Ada kartunis Juan Nol menampilkan cara sederhana untuk menggambarkan harapan pada saat gelap. Dia membuat sketsa dan berbagi wajah tersenyum kuning cerah berdiri dengan latar belakang pohon Natal hitam.
Musik Natal
Sementara itu, media sebuah online menampilkan musik, termasuk versi baru dari lagu Jingle Bells yang populer dengan syair yang diulang berbunyi: "malam Natal, malam Natal, orang takut suara peluru dari jauh."
Namun lagu itu dengan cepat berubah menjadi sebuah himne revolusioner: "Kebebasan tepat di belakang pintu, kita akan memiliki pohon di rumah, yang ditanam oleh kaum revolusioner... Kami ingin kebebasan dan rezim baru "
Pencipta lagu adalah seorang aktivis dari Hama bernama Anas Mushmush yang menggunakan nama lain Mowgli. Dia disebutkan telah meninggal di dalam tahanan. (AFP)
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...