Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 19:19 WIB | Senin, 28 Agustus 2023

Kelompok Ekstremis Serang dan Bunuh 11 Tentara Suriah

Tentara Suriah memberi isyarat dari kendaraan militer di Provinsi Idlib selatan, Suriah dalam foto yang dirilis oleh kantor berita negara SANA pada 5 Maret 2020. (Foto: dok. Reuters)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Para ekstremis menewaskan sedikitnya 11 tentara Suriah di barat laut negara yang dilanda perang itu pada hari Sabtu (26/8) ketika mereka meledakkan bahan peledak yang ditempatkan di terowongan yang digali di bawah posisi tentara sebelum menyerang mereka, kata sebuah monitor.

Serangan yang melibatkan ekstremis dari kelompok Ansar al-Tawhid dan Partai Islam Turkestan (TIP) terjadi di selatan Provinsi Idlib, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Para ekstremis “meledakkan terowongan yang mereka gali di bawah posisi militer dan secara bersamaan melancarkan serangan dari terowongan lain,” kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium yang berbasis di Inggris.

Serangan itu, yang juga melukai 20 tentara, terjadi sehari setelah Rusia melakukan serangan udara di wilayah Jisr al-Shughur dekat Idlib, di mana terdapat ekstremis TIP, kata Observatorium.

Kedua kelompok yang terlibat dalam serangan itu berafiliasi dengan kelompok ekstremis Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang menguasai sebagian besar Provinsi Idlib serta sebagian provinsi yang berdekatan yaitu Aleppo, Hama dan Latakia.

Tujuh pejuang HTS tewas pada hari Jumat dalam pemboman yang dilakukan oleh pasukan pemerintah dan setidaknya 13 lainnya dalam serangan udara Rusia pada hari Senin di Suriah utara, kata Observatorium, yang mengandalkan jaringan sumber di Suriah untuk laporannya.

Dua warga sipil juga dilaporkan tewas akibat serangan Rusia di dekat Idlib.

Pemantau perang mengatakan “dua (ekstremis) bunuh diri” dalam serangan hari Sabtu dan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena “bentrokan sengit masih berlangsung.”

Perang saudara di Suriah pecah pada tahun 2011 ketika penindasan yang dilakukan pemerintah terhadap protes damai meningkat menjadi konflik yang menarik kekuatan asing dan ekstremis dari luar negeri.

Rusia melakukan intervensi dalam konflik pada tahun 2015 di pihak Presiden Bashar al-Assad, dengan melancarkan serangan udara untuk mendukung pasukan pemerintahnya yang sedang berjuang.

TIP sebagian besar terdiri dari ekstremis minoritas Muslim Uyghur China yang datang ke Suriah setelah tahun 2011 untuk membantu kelompok seperti HTS, yang dipimpin oleh mantan afiliasi al Qaeda di Suriah.

Wilayah Idlib yang dikuasai oposisi adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang, sekitar setengah dari mereka mengungsi dari tempat lain di Suriah.

Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia dan pendukung oposisi Turki sebagian besar telah dilaksanakan di barat laut Suriah sejak tahun 2020, meskipun terjadi bentrokan berkala.

Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan memaksa sekitar setengah populasi sebelum perang di negara itu meninggalkan rumah mereka. (Al Arabiya/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home