Kelompok Teroris Nigeria Kembali Ledakkan Menara Listrik
Penduduk kota Maiduguri, sekitar tiga juta jiwa, kembali hidup tanpa aliran listrik akibat serangan teroris.
NIGERIA, SATUHARAPAN.COM-Kota Maiduguri di timur laut Nigeria mengalami kegelapan lagi setelah teroris meledakkan menara listrik hanya beberapa hari setelah aliran listrik pulih, kata para pejabat dan penduduk setempat.
Kota berpenduduk tiga juta orang itu melaporkan pemadaman listrik kembali terjadi sebelum fajar hari Sabtu (27/3), tetapi tidak segera tahu bahwa itu disebabkan oleh serangan baru kelompok teroris.
Namun, Perusahaan Transmisi Nigeria (TCN) hari Minggu melaporkan bahwa telah terjadi insiden sabotase lagi.
Aliran listrik pada Rabu dipulihkan ke Maiduguri untuk pertama kalinya dalam dua bulan setelah sabotase jaringan listrik oleh kelompok ekstremis ISWAP (Negara Islam di Afrika Barat).
"Sekali lagi, dua menara di sepanjang jalur Maiduguri-Damaturu telah dirusak," kata TCN dalam sebuah tweet pada hari Minggu (28/3).
"Sekitar pukul 5:56 pagi kelompok ektremis membom menara 152 dan 153 di jalur Damaturu - Maiduguri 330 KVA, menyebabkan pemadaman listrik lagi," kata seorang pejabat perusahaan listrik menambahkan dalam sebuah pesan kepada AFP.
Penduduk Maiduguri prihatin dengan dampak terhadap mata pencaharian dan persediaan air mereka, dan TCN mengatakan akan bekerja keras untuk memulihkan listrik.
“Listrik padam pagi-pagi dan saya pikir itu adalah pemadaman listrik biasa dan listrik akan disuplai nanti, tapi kemudian mendengar ada serangan lagi,” kata Bukar Musa, seorang tukang las di kota itu.
"Ini benar-benar berita buruk bagi saya, kebahagiaan saya atas pemulihan pasokan listrik berumur pendek," kata Musa yang bisnis pengelasannya lumpuh akibat pemadaman selama dua bulan.
“Saya sudah tidak sabar untuk memulai kembali bengkel saya yang telah ditutup sejak 26 Januari,” kata Musa yang beralih ke pekerjaan kasar untuk mencari nafkah.
Grema Umar, seorang penjual balok es, mengatakan dia senang dia bisa melanjutkan perdagangannya tetapi harapan itu telah sirna oleh pemadaman kedua. “Sungguh bencana jika kita dibiarkan tanpa listrik, apalagi di musim panas ini ketika orang membutuhkan balok es untuk minuman dingin,” kata Umar.
Kelompok teroris ISWAP pada akhir Januari meledakkan saluran listrik di luar kota, mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi tiga juta penduduknya. Ini adalah ketiga kalinya dalam sebulan ISWAP membuat seluruh kota mengalami gelap dengan meledakkan saluran transmisi.
ISWAP dan kelompok teroris saingannya Boko Haram terkenal karena banyak meledakkan infrastruktur telekomunikasi dan listrik di timur laut. Konflik ekstremis yang dimulai pada tahun 2009 telah menewaskan 36.000 orang dan membuat sekitar dua juta orang mengungsi. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Ciptakan Pribadi yang Cerdas Lewat Pembelajaran Neuroscience
JAKARTA, Satuharapan.com - Setiap anak merupakan pribadi yang unik dan berbeda. Oleh karena itu, pen...