Kembali, Pemerintah Mesir Menangkap Pemimpin Ikhwanul Muslimin
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Mesir menahan pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, Essam El-Erian. Hal ini merupakan penangkapan terbaru terhadap gerakan Islam ini. Demikian dikatakan sumber dari Kementerian Dalam Negeri Mesir.
El-Erian adalah Wakil Ketua Partai Keadilan dan Kebebasan, sebuah partai politik yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin. Dia ditangkap dari tempat tinggalnya di New Cairo, tempat dia selama ini bersembunyi.
"Ya , dia sudah ditangkap dan rincian akan segera dirilis," kata sumber tersebut kepada kantor berita Reuters, Rabu (30/10) seperti dikutip ahram.org.eg. Kantor berita negara MENA mengatakan Arian ditangkap di New Cairo, tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Media lokal menampilkan sebuah foto yang mereka sebut sebagai El-Erian saat dia ditangkap. Foto itu menggambarkan Arian tersenyum berdiri di samping tempat tidur dengan dua kantong wol yang dikemas.
El-Erian ditangkap berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan pada bulan Juli, terkait tuduhan menghasut kekerasan terhadap lawan Ikhwanul Muslimin, tindak kekerasan dan premanisme, serta pendanaan.
Selama dalam persembunyian, dia menyampaikan sejumlah pesan video yang disiarkan di televise Al Jazeera. Yang paling menonjol dari pesan ini diarahkan pada pemerintah sementara Mesir atau apa yang El-Erian gambarkan sebagai pemimpin kudeta. Dia menuntut pemerintah sementara mengakui kesalahan dan mengakui bahwa mereka telah berpihak dengan satu faksi tertentu terhadap yang lain.
El-Erian adalah salah satu anggota Ikhwanul Muslimin dengan posisi tinggi yang ditahan, selain Mohammed Morsi.
Banyak pemimpin Ikhwanul Muslimin telah ditahan dan didakwa dengan tuduhan memicu kekerasan sejak militer membubarkan aksi mass memprotes penggulingan Mohammed Morsidari kursi kepresidenan pada 3 Juli.
Setidaknya 1.000 orang, termasuk pasukan keamanan, meninggal dunia dalam kekerasan yang terjadi menyusul dicopotnya Morsi.
Sementara itu, pengadilan Mesir pada bulan September menyatakan melarang aktivitas kelompok Ikhwan Muslimin dan membekukan dana serta asset mereka dalam upaya untuk mengakhiri gerakan ini. Pihak pemerintah menuduh mereka menghasut kekerasan dan terorisme. Sementara itu sebuah otoritas pemerintahan di Mesir sedang mengjkaji untuk merekomendasikan pembubaran Partai Keadilan dan Kebebasan.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...