Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 14:12 WIB | Selasa, 04 Juni 2013

Kemensos Meluncurkan Kapal Kemanusian

Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri, memotong tumpeng dalam peluncuran kapal kemanusiaan

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memeringati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2013, Kementerian Sosial melakukan launching kapal kemanusiaan yang diberi nama Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial (SBKS) pada hari Senin (3/6) di kantor Kementerian Sosial Jakarta. Kapal ini akan menjangkau kawasan perbatasan, pulau-pulau terluar, terpencil, terisolir, dan tertinggal secara terpadu dengan pelbagai pemangku kepentingan.

Dalam konferensi pers acara tersebut, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri, menyatakan, "Saya tidak pernah mengatakan itu sebagai 'pulau terluar', tetapi 'pulau terdepan'. Kalau pulau terpencil, terluar, terbelakang itu pasti tidak terurus. Sementara kalau 'pulau terdepan' pasti muncul sesuatu yang indah."

"Ini adalah acara yang kita banggakan, launching Kapal Kemanusiaan Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial. Karena negeri kita sangat luas ini. Menurut angkatan laut pada 2012 itu data pulaunya 17.855. Sebanyak 6.000 yang dihuni dan yang lain masih kosong."

Kapal Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial (SBKS) ini tidak hanya mengunjungi pulau terdepan, tetapi membawa bantuan, bedah kampung, bedah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), melakukan percepatan penanganan kemiskinan dengan pelbagai upaya rehabilitasi dan renovasi. Seluruh masalah-masalah yang ada di pulau tersebut ditangani secara profesional.

Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial (SBKS) diharapkan sebagai jembatan kedaulatan NKRI dan sarana membangun semangat kesetiakawanan sosial.

"Kita harus menyatu kalau ingin menjadi bangsa yang besar. Ke depan melihat inilah rumah Allah yang kita ditakdirkan tinggal di sini bersama-sama."

Perjalanan SBKS diharapkan sebagai perekat bangsa ini apapun agamanya dan meredam konflik sosial. Perbedaan itu sesuatu yang pasti dan tidak dapat menjadi alasan rumah dirusak, orang disakiti. Bukan hanya bersatu ketika sudah terjadi bencana alam.

Menurut Salim Segaf Al-Jufri, tujuan dari bedah kampung supaya masyarakat saling tolong menolong dan mentalnya masyarakat yang dibantu pun bangkit.

"Kalau masyarakat saling membantu, saling menyayangi, tidak terjadi konflik-konflik dan akan terjadi percepatan penyelesaian masalah-masalah kemiskinan."

"Sebab kalau terjadi konflik, rumah yang sudah dibangun terbakar. Miskin lagi pasti. Tetapi kalau mereka saling menjaga, saling mencintai, saling berbagi, saling peduli, saya optimis banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan semangat kesetiakawanan sosial."

"Relawan yang diterjunkan nantinya tidak hanya membangun rumah, membantu dengan finansial, di situ ada medis, bagian sosial, sebagai guru, dunia usaha, akademisi, semua ikut. Kalau mereka turun nanti mereka terlibat dalam penanganan sosial, kemiskinan, dan sebagainya."

Semua outsource relawan yang bekerja sebagai tenaga dalam kapal kemanusiaan itu sudah dipersiapkan semua. Kriteria kampung dan rumah yang dibedah sudah diverifikasi. Tidak ada kampung dan rumah yang dibedah karena ada hubungan kekerabatan, kedekatan kedaerahan, kesukuan. Tetapi yang dilihat keindonesiaan, siapa yang paling miskin, paling susah, itulah yang didahulukan.

SBKS menggunakan kapal KRI Banjarmasin 592 buatan tahun 2010. Jadwal Safari Bakti dari tanggal 4-28 Juni 2013. Kapal SBKS akan bergerak ke Jakarta – Waingapu – Solor Flores Timur – Wetar Maluku Barat Daya – Ambon Maluku – Haruku Maluku Tengah – Fakfak Papua Barat – Makassar dan kembali tiba di Jakarta 28 Juni 2013. Peserta Safari Bakti ini akan diikuti lebih dari 200 orang. Kapal sekarang bersandar di Kolinlamil untuk memuat logistik yang akan dibawa ke etape-etape yang disinggahi. Kegiatan ini didukung kementerian, lembaga, organisasi sosial, kepemudaan, relawan, mahasiswa, lintas agama, dunia usaha.

Selasa esok (4/6) safari bakti akan dibuka dengan upacara yang dipimpin Menteri Sosial sebagai inspektur upacara.

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home