Kenangan Menikah hingga Punya Anak, Warga Sesali Pembongkaran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 80 persen warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, memang telah sepakat direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat yang telah disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, pada saat eksekusi penertiban bangunan dilancarkan, tak sedikit warga yang berurai air mata.
“Saya sih nggak papa rumah saya dibongkar. Tapi, kenangannya itu loh,” kata warga bernama Yaya kepada satuharapan.com, Kamis (20/8).
Dengan suara yang terdengar parau, Yaya menceritakan kenangannya tinggal di rumah seluas lebih dari 150 meter persegi itu. Ia bercerita telah lahir dan tinggal hingga dewasa di bantaran sungai rawan banjir tersebut. Lebih dari 50 tahun hidupnya dihabiskan di tempat tersebut bersama keluarganya.
Saudara Yaya bernama Rohani Asmara juga menyesali pembongkaran. Ia bercerita, kenangan menikah bersama suaminya dan merawat empat anak di rumah tersebut tak bisa dilupakan.
“Sedih sekali rasanya. Mau susah, mau seneng, mau banjir, kita kompak. Sedih juga pisah sama tetangga. Kebersamaannya warganya tu enak,” ujar Rohani.
Namum demikian, mau tak mau, pemerintah provinsi menyatakan warga memang harus direlokasi untuk mendapat penghidupan yang lebih layak. Terlebih, lokasi tempat tinggal di bantaran kali itu tak sehat secara jasmani dan rohani. Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, Kamis pagi tadi di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.
“Hidup di situ nggak manusiawi dan itu tanah negara, sudah kami sediakan tempatnya. Dan itu sangat layak,” ungkap Djarot.
Rusun yang disediakan merupakan Rusun Jatinegara Barat yang dibangun atas kerja sama Pemerintah Provinsi DKI dengan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Di rusun yang disediakan, terdapat 527 unit siap huni. Sementara, data warga yang akan direlokasi ke rusun tersebut berjumlah 519 keluarga. Hingga saat ini, 216 warga sudah mengambil kunci unit dan 78 keluarga telah menempati rusun tersebut.
Warga yang terdampak relokasi yakni warga RW 01, RW 02, dan RW 03. Proses relokasi dilaksanakan selama kurang lebih tujuh hari.
Sebelumnya, sejak pagi, ratusan personel Satpol PP dan Polri diterjunkan untuk mengamankan penertiban. Pada pukul 09.00 WIB sempat terjadi baku hantam antara petugas keamanan dan warga. Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian sempat meninjau lokasi kerusuhan dan menerjunkan 500 personelnya untuk menjaga wilayah tersebut. Rencananya, wilayah Kampung Pulo akan dijaga hingga malam hari.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...