Kepala HAM PBB Kecam Eksekusi Berdarah Dingin di Irak
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Kepala HAM PBB Navi Pillay pada Senin (16/6) mengecam serangkaian pembunuhan “berdarah dingin” terhadap tentara Irak dan pemimpin agama oleh militan Sunni, mengatakan aksi tersebut sebagai kejahatan perang.
“Berdasarkan laporan yang dikuatkan oleh beberapa sumber, tampaknya ratusan nongerilyawan dieksekusi selama lima hari terakhir, termasuk tentara yang menyerah dan ditangkap, personel militer, polisi, dan orang lain yang terkait dengan pemerintah (Baghdad),” tutur Pillay dalam sebuah pernyataan.
“Meski jumlahnya tidak dapat diverifikasi, aksi tersebut tampaknya rangkaian sistematis eksekusi berdarah dingin, yang dilakukan di berbagai lokasi di area Tikrit, dan aksi itu dapat hampir dipastikan sebagai kejahatan perang,” ia menambahkan.
Militan dari kelompok jihadis Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) merebut beberapa kota, Mosul dan Tikrit di Irak utara dan berjanji akan menuju Baghdad untuk menggulingkan pemerintahan yang didominasi Syiah.
Beberapa foto yang diunggah secara online kabarnya memperlihatkan kelompok tersebut mengeksekusi sejumlah tentara Irak saat mereka terus bergerak maju menuju ibu kota dengan aksi pembantaian yang “mengerikan”. Aksi yang mereka lakukan menarik kecaman internasional.
Korban yang mereka bunuh juga disebutkan di antaranya para pemimpin agama, seperti imam Masjid Agung di Mosul dan 12 imam setempat karena “menolak bersumpah setia kepada ISIL”, menurut pernyataan dari Komisaris Tinggi PBB untuk HAM.
“Bahasa provokatif yang digunakan oleh ISIL, yang berbicara tentang ‘pembubaran kawanan domba’, dan menghasut ketegangan sektarian jelas dimaksudkan untuk menabur kekacauan lebih lanjut dan pertumpahan darah di negara itu,” kata Pillay. (AFP/Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...