Kereta Anjlok di Rusia, 19 Tewas
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Tercatat 19 korban tewas (media lain menyebutkan 20 tewas, Red) dan ratusan luka-luka dalam kecelakaan metro di Moskow, (Moscow Metro), Rusia, pada Selasa (15/7), seperti dilaporkan Kementerian Urusan Darurat Rusia.
Kantor berita Itar-Tass mengutip pejabat urusan kesehatan menyebutkan 50 orang mengalami luka parah.
Kecelakaan terjadi pada jam sibuk di pagi hari, saat kereta komuter mengerem mendadak di antara Boulevard Slaviansky dan Park Pobedy (Alun-alun Kemenangan), di barat ibu kota Moskow, menyebabkan tiga gerbong anjlok.
Sebagian korban luka diangkut dengan tandu melalui terowongan, sementara yang luka serius diterbangkan ke rumah sakit dengan helikopter.
Penyebab salah satu kecelakaan metro terburuk itu belum jelas, namun ada yang melaporkan karena masalah listrik. "Kereta melambat tiba-tiba, lampu padam, dan muncul percikan api dan asap. Kami terjebak di dalam," seorang penumpang berkisah di sebuah TV Rusia.
Penumpang lain, dikutip kantor berita Reuters, mengisahkan, "Kami terperangkap dan bisa lolos berkat mukjizat saja. Saya pikir tadinya sudah tamat. Banyak orang terluka, terutama yang di gerbong depan karena gerbong berbenturan."
Jenazah-jenazah bisa dikeluarkan dari gerbong yang hancur, tapi sebagian masih berada di bawah reruntuhan gerbong, kata seorang petugas.
Kereta komuter sarat penumpang itu mengalami kecelakaan saat bergerak dari barat laut Moskow ke arah pusat kota.
Wartawan BBC di Moskow, Artyom Liss, menyebutkan terowongan tempat kecelakaan terjadi, dibangun sekitar 10 tahun lalu. Banyak kritik menyebutkan pihak berwenang terlalu berfokus pada upaya memperluas jaringan metro, namun tak terlalu menaruh perhatian pada pemeliharaan.
Alun-alun Pobedy adalah stasiun metro paling dalam di Moskow, dengan kedalaman 84 meter, mengakibatkan operasi penyelamatan jadi sangat berat.
Tidak ada orang asing yang menjadi korban luka, menurut Kantor Berita Interfax.
Serangan kelompok radikal terhadap jaringan kereta dan angkutan umum Rusia di masa lalu menewaskan puluhan orang. Namun, Kementerian Urusan Darurat menyebutkan tak ada kecurigaan bahwa kecelakaan itu akibat serangan terorisme.
Vladimir Markin dari Komisi Investigasi juga menegaskan tidak ada unsur sabotase dalam peristiwa kecelakaan itu. (bbc.co.uk/nytimes.com)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...