Kerry: Obama Tidak Minta Amerika Pergi Berperang
WASHINGTON. SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, mengatakan bahwa Amerika tidak berniat untuk berperang di Suriah, tetapi untuk menurunkan dan mencegah kemampuan rezim Bashar Al-Assad menggunakan senjata kimia.
Kerry juga mengatakan memiliki bukti rezim Al-Asaad menggunakan senjata kimi. Dia mengucapkan hal itu dalam pidato pembukaan pada pertemun dengan anggota senat di Washington, Selasa (3/9). “Presiden (Barack) Obama tidak meminta Amerika untuk pergi berperang,” kata dia.
“Presiden telah menjelaskan bahwa kami tidak punya niat untuk memikul tanggung jawab untuk perang sipil Suriah. Dia hanya meminta kekuatan …untuk memastikan bahwa Amerika Serikat bergabung bersama dalam sebuah pernyataan multilateral. Dia meminta izin untuk menurunkan dan mencegah kapasitas Bashar Al-Assad menggunakan senjata kimia.
Kerry mengatakan bahwa tidak dapat disangkal bahwa rezim Assad melepaskan sebuah serangan senjata kimia yang keterlaluan terhadap warga negaranya sendiri. “Kita di sini karena seorang diktator dan perusahaan pribadi keluarganya dengan nafsu mereka untuk memegang kekuasaan, tega menginfeksi udara Damaskus dengan racun yang menewaskan ibu dan ayah yang tidak bersalah dan ratusan anak-anak mereka, kehidupan mereka semua dihabisi dengan gas di pagi hari pada 21 Agustus,” kata Kerry.
AS Klaim Miliki Bukti
Kerry menyebutkan AS memiliki bukti tentang serangan senjata kimia oleh militer pemerintah Suriah. AS mempunyai bukti tentang dikeluarkannya instruksi untuk sebuah serangan senjata kimia dengan memperingatkan pasukannya sendiri menggunakan masker gas.
“Kami memiliki bukti fisik dari mana roket berasal dan kapan (ditembakkan). Tidak satu roket mendarat di wilayah yang dikuasai rezim. Tidak satu pun. Semua dari mereka mendarat di wilayah yang dikuasai oposisi atau (wilayah yang) diperebutkan. Kami memiliki peta, bukti fisik, yang menunjukkan setiap titik geografis dampak yang konkret,” kata Kerry.
Dalam beberapa menit setelah serangan hingga 90 menit berikutnya. Kata dia media sosial menampilkan gambaryang mengerikan dari kerusakan yang diakibatkan - pria dan wanita, orang tua dan anak-anak, tergeletak di lantai rumah sakit tanpa luka, tidak ada darah- tetapi semua mati. Adegan kekacauan manusia yang putus asa tidak direkayasa. Mereka adalah nyata. “Tidak ada yang bisa merancang adegan semacam ini,” kata dia menegaskan.
Kerry menyatakan keyakinan bahwa tidak ada oposisi yang memiliki senjata atau kemampuan untuk melakukan dalam skala seperti itu, terutama di jantung wilayah kekuasaan rezim.
Dia menegaskan bahwa tes pada rambut dan darah sampel dari korban pertama di timur Damaskus telah dmenunjukkan positif adanya jejak gas sarin.
Tentang Konsekuensi
Tentang kemungkinan konseluensi serangan militer, Kerry mengatakan, “Jika Assad cukup arogan, dan aku mengatakan cukup bodoh, untuk membalas konsekuensi dari kegiatan kriminal sendiri, Amerika Serikat dan sekutu kami memiliki cara yang cukup untuk membuat dia menyesali keputusan itu tanpa perang.”
Menurut dia, pendukung Assad, Rusia dan Iran, mengatakan secara terbuka tidak menerima penggunaan senjata kimia. “Sekarang,…saya katakan, ketika seseorang membunuh ratusan anak-anak dengan senjata yang dilarang di seluruh dunia, kita semua bertanggung jawab.” Kata dia.
“Ini bukan waktunya untuk menjadi penonton pada (peristiwa) pembantaian. Baik negara kita atau hati nurani kita. Kita telah berbicara melawan horor yang tak terkatakan berkali-kali di masa lalu. Sekarang, kita harus berdiri dan bertindak, dan kita harus melindungi keamanan kita, melindungi nilai-nilai kita, dan memimpin dunia dengan keyakinan yang jelas tentang tanggung jawab kita.” kata Kerry. (state.gov)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...