Keseimbangan Pendidikan Cetak Generasi Brilian
GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM – Keberhasilan sebuah generasi mencetak generasi brilian salah satu faktornya adalah karena adanya keseimbangan dalam pendidikan.
“Generasi yang berhasil saat ini karena seorang peserta didik dalam usia belajar melewati tiga tahap yang seimbang,” kata Ketua Majelis Pendidikan Kristen, Ir. David Johanes Tjandra pada sesi diskusi khusus bertajuk “Peran Future Leader dalam Pendidikan Kristen” yang digelar pada Kamis (13/11) di Perpustakaan Sekolah Tinggi Teologia Banua Niha Keriso Protestan (STT BNKP) Sundermann, Gunungsitoli, Kepulauan Nias.
Johanes hadir sebagai salah satu pembicara dalam sesi diskusi khusus sebagai pemateri pada Aro Gosali, merupakan tradisi masyarakat Nias dalam berdiskusi dan bermusyawarah tentang berbagai hal yang menyangkut kehidupan bersama.
Johanes memberikan materi tentang bagaimana menyikapi pendidikan Kristen yang ada di Indonesia. Johanes menyayangkan bahwa generasi muda Kristen yang masih mengenyam pendidikan tidak memiliki tahapan seimbang dalam menjalani masa sekolah.
“Kalau meniru cara (lembaga pendidikan) katolik maka kita harus menyimbangkan pendidikan mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), karena bagi anak-anak mereka harus keseimbangan dalam kehidupan mereka. Jangan terus menerus di sekolah. Kita harus bisa menyeimbangkan bahwa ada waktu mereka untuk gereja, orang tua dan sekolah,” David Tjandra menambahkan.
“Ketiga komponen itu harus bersinergi,” David Tjandra menambahkan.
Guna mengatasi krisis dalam pendidikan, David Tjandra tidak ingin selamanya menyalahkan kesalahan ada pada para murid. “Saat ini yang dibutuhkan mengatasi krisis pendidikan kristen adalah teacher learning center, guru harus mencerminkan tiga hal penting yakni berkarakter, berkompetensi, dan memiliki komitmen. Ini yang saat ini harus dibentuk,” David Tjandra menambahkan.
David Tjandra menambahkan bahwa saat ini bukannya ketiga hal tersebut didapatkan seorang pengajar dewasa ini. David Tjandra mengemukakan dalam contoh tentang minimnya pengajar saat ini seperti yang terjadi di suatu wilayah di Papua beberapa bulan lalu yang menyebut untuk pertama kalinya, Komando Daerah Militer (Kodam) XVII Cenderawasih menerjunkan 196 bintara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat lulusan tahun 2013 sebagai tenaga pengajar di seluruh daerah terpencil di Papua.
“Kalau harus tentara yang memberi pengajaran, lantas sekarang para pengajar dari Fakultas Pendidikan atau Keguruan kemana,” kata David Tjandra mengakhiri pemaparannya.
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...