Ketegangan Meningkat di Ukraina, Rusia Optimalkan Staf di Kedutaan Besar di Kiev
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Rusia telah memutuskan untuk "mengoptimalkan" jumlah staf diplomatiknya di Ukraina, karena khawatir akan "provokasi" oleh Kiev atau pihak lain, kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia, hari Sabtu (12/2) dikutip Reuters.
Juru bicara itu, Maria Zakharova, tidak mengatakan apakah itu berarti pengurangan jumlah staf, tetapi dia mengatakan kedutaan dan konsulat di Ukraina terus menjalankan fungsi utama mereka.
Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu karena meningkatnya konsentrasi militer Rusia dan gelombang aktivitas militer di perbatasan Ukraina, yang telah memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina. Rusia sejauh ini menyangkal rencana semacam itu.
Belgia pada hari Sabtu menyarankan warganya untuk meninggalkan Ukraina setelah AS memperingatkan bahwa invasi Rusia ke tetangganya dapat dimulai dalam beberapa hari dengan pemboman udara.
Sejumlah Negara Minta Warganya Tinggalkan Ukraina
Sementara itu, Belgia bergabung dengan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, yang telah meminta warganya di Ukraina untuk meninggalkan negara itu karena takut pecah perang.
“Warga negara yang saat ini berada di Ukraina dan yang kehadirannya tidak sepenuhnya diperlukan di negara itu sangat disarankan untuk meninggalkan negara itu,” kata kementerian luar negeri Belgia di situs webnya, hari Sabtu (12/2).
Dikatakan sangat menyarankan agar tidak melakukan perjalanan ke negara itu, menambahkan bahwa evakuasi tidak dapat dijamin.
Kementerian mengatakan bahwa jika terjadi "kekacauan mendadak, hubungan komunikasi termasuk internet dan saluran telepon bisa sangat terpengaruh" dan hubungan udara terhambat.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan kepada wartawan di Washington pada hari Jumat (11/2) bahwa serangan oleh lebih dari 100.000 tentara Rusia yang saat ini berkumpul di perbatasan dengan Ukraina "bisa terjadi kapan saja" dan mengatakan orang Amerika di Ukraina "harus pergi sesegera mungkin."
Uni Eropa telah mengatakan kepada staf yang tidak penting dari misi diplomatiknya di Ukraina untuk meninggalkan negara itu, tetapi belum mengeluarkan perintah evakuasi.
Beberapa negara Uni Eropa juga telah meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina, terutama Estonia dan Lithuania. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...