Ketua Partai Komunis Terpilih Jadi PM Nepal
KATHMANDU,SATUHARAPAN.COM - Parlemen Nepal memilih Ketua Partai Komunis Nepal, Khadga Prasad Oli, sebagai perdana menteri baru pada hari Minggu (11/10), yang membawa dia ke pusat berbagai tantangan yang mengerikan di negara itu. Mulai dari protes etnis atas konstitusi baru hingga tetangga penting mereka, India, yang ikut marah terhadap konstitusi tersebut, hingga pada kerja besar membangun kembali negeri dari bencana gempa bumi April.
Oli mendapat 338 suara dari 597 suara anggota parlemen, menurut pengumuman yang disampaikan Ketua Parlemen, Subash Nemwang. Oli mengalahkan pendahulunya Sushil Koirala, yang mendapat suara 249 orang.
Oli, 63, sangat populer di Nepal dan memiliki reputasi sebagai pemimpin vokal yang tidak takut untuk mengkritik. Beberapa pihak menggambarkan dirinya dengan kalimat, "Oli ko goli," yang berarti, "Ketika Oli berbicara ia menembak (peluru)."
Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri dan pada pemerintahan sebelumnya lagi, ia menjabat menteri. Oli menderita penyakit ginjal dan telah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk perawatan.
Sebagai pemimpin Partai Komunis Nepal Bersatu Marxis Leninis, ia menerima dukungan dari banyak partai kecil, termasuk saingan utama mereka, Partai Persatuan Komunis Nepal yang Maois.
Kantor berita AP melaporkan Oli dan Koirala adalah pemimpin dari dua partai politik papan atas di Nepal dan pada pemerintahan lalu mereka berkoalisi. Koirala menjadi perdana menteri pada tahun 2014, tetapi konstitusi yang diberlakukan bulan lalu mengharuskan dia mundur.
Belum ada keputusan partai mana saja yang akan bergabung dalam koalisi baru untuk membentuk pemerintahan.
Nepal kini diguncang oleh aksi ketidakpuasan dari etnis Madhesis dan kelompok-kelompok lain di wilayah selatan memprotes konstitusi baru yang juga membuat India tidak senang. India dikenal dekat dengan etnis Madhesis.
Dalam unjuk rasa baru-baru ini terjadi kerusuhan yang menyebabkan 45 orang meninggal.
Negara ini menghadapi kekurangan bahan bakar yang sangat parah berkat blokade secara tidak resmi oleh India dan Madhesis yang memblokir sebuah pos pemeriksaan perbatasan utama. Truk bahan bakar dan kargo telah berhenti di perbatasan sejak akhir bulan lalu, setelah konstitusi itu disetujui 20 September
Para pejabat India menyangkal ada blokade dan mengatakan tidak masuknya truk ke Nepal karena supir takut masuk ke negara itu.
Editor : Eben E. Siadari
Perayaan Natal di Palestina Masih Dibatasi Tahun Ini
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengin...