Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:41 WIB | Jumat, 08 Mei 2015

KIP: Evaluasi Kinerja Menteri Harus Dibuka ke Publik

Komisioner Komisi Informasi Pusat Yhannu Setyawan. (Foto: borneonews.co.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seiring terus bergulirnya wacana reshuffle kabinet kerja, Komisi Informasi Pusat  (KIP), mendesak Presiden Joko Widodo, untuk menyampaikan kepada publik perihal tolak ukur yang digunakannya dalam mengevaluasi capaian kinerja para menteri berikut hasil-hasilnya.

Hal tersebut dianggap penting, agar publik dapat turut serta mengawasi dan memastikan proses reshuffle berjalan secara objektif berdasarkan monitoring dan evaluasi capaian kinerja, bukan karena adanya tekanan-tekanan politik dari pihak tertentu.

“Jika presiden masih ingin mendapatkan kepercayaan publik, tolak ukur dan capaian kinerja para menteri itu harus disampaikan secara jelas dan terbuka kepada masyarakat,” kata  Komisioner Komisi Informasi Pusat Yhannu Setyawan di Jakarta, Kamis (7/5).

Sejak dilantik, lanjut Yhannu, presiden belum pernah sekalipun menjelaskan kepada publik tentang tolak ukur yang digunakannya dalam mengevaluasi kinerja para menterinya. Padahal menurutnya, Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan Pasal 11 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik, memerintahkan kebijakan maupun kinerja badan publik wajib diumumkan secara berkala.

Di dalam nawacitanya, kata Yhannu, presiden telah secara jelas akan mendukung dan mengedepankan keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Maka sebetulnya tidak ada alasan lagi bagi presiden untuk menyimpan tolak ukur dan capaian kinerja para menteri hanya untuk dirinya sendiri.

“Beberkan donk tolak ukur dan capaian kinerjanya secara jelas, pampang diwebsite resmi kepresidenan, biar seluruh masyarakat bisa tahu, jadi tidak ada persepsi macam-macam terhadap wacana reshuffle kabinet itu,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan, pihak Istana akan melakukan reshuffle untuk memperbaiki kinerja Kabinet Kerja. JK menjelaskan perombakan kabinet dirasa perlu mengingat dibutuhkannya kinerja yang mumpuni untuk mengintensifkan program kerja Jokowi-JK. Hasil survei yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia menyebutkan, kinerja Kabinet Kerja tidak memuaskan. Buruknya kinerja menteri tersebut khususnya di bidang ekonomi (66,6 persen), bidang hukum (55,6 persen), dan bidang keamanan (50,7 persen). (PR/KIP)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home