Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 23:29 WIB | Kamis, 07 Mei 2015

Pencurian Pasir Kepulauan Seribu Belum Tuntas Diusut

Ilustrasi kapal yang berlayar di Kepulauan Seribu. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kasus pencurian pasir di Kepulauan Seribu hingga kini masih belum tuntas diusut. Kendati kapal Christopher Colon yang diduga mencuri pasir di wilayah Kepulauan Seribu sudah dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), namun kasus pencurian lain tidak bisa diusut dengan mudah.  

Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Sri Margianto mengatakan pengawasan terhadap pencurian pasir tak dapat dengan mudah ditangani karena kapal biasanya berlayar malam hari. Terlebih, kapal-kapal besar itu diduga menyedot pasir dari dasar laut.

“Untuk itu kami rekomendasi ke Gubernur DKI, Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, Red), kapal-kapal semacam Christopher Colon ini dilarang beroperasi,” Ujar Tri di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (7/5) siang.

Tri menjelaskan, izin berlayar kapal Christopher Colon sudah habis sejak Desember 2014 lalu. Namun, pihak kapal masih mengantongi Surat Izin Berlayar Syahbandar (SIB).  Menurut undang-undang nomor 21 Tahun 1992 tentang pelayaran, Surat Izin Berlayar (SIB) adalah surat yang dikeluarkan oleh syahbandar untuk digunakan kapal-kapal yang akan berlayar di perairan, yang diberikan setelah kapal memenuhi persyaratan kalayakan.

Sementara untuk penanganannya, Tri mengimbau masyarakat dapat segera melaporkan ke pihak berwenang bila mendapati kapal berlayar di lautan lepas nampak mencurigakan.

“Namun demikian, pencurian ini juga nggak bisa dikontrol,” tuturnya.

Pencurian pasir ini diakui memang dapat berdampak buruk bagi kondisi biota laut. Dampak yang lebih besar, hilangnya pasir berskala massif dapat mengakibatkan abrasi.  

Sebelumnya, warga di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Pari, Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, mengaku resah dengan lalu lintas kapal-kapal pembawa pasir di sekitar pulau tersebut.

Warga menduga, pasir yang dibawa kapal-kapal tersebut diambil dari dasar laut di perairan sekitar Pulau Lancang dan Pulau Pari. Keberadaan kapal-kapal yang melintas membawa pasir di sekitar kedua pulau itu kerap dilihat warga sejak sekitar setahun belakangan. Mereka biasa melintasi rute sebelah barat dan utara Pulau Lancang.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home