Kofi Annan: Hentikan Eksploitasi Sumber Daya Alam Afrika
SATUHARAPAN.COM - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kofi Annan, mendorong Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk memanfaatkan kekuasaan para pemimpin G8 Inggris untuk memerangi kesemena-menaan yang terjadi dalam industri pertambangan di Afrika.
Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Lembaga Pemantau Perkembangan Afrika, hasil atau keuntungan dari pengolahan sumber daya alam negara tersebut ternyata tidak dirasakan oleh rakyat Afrika sendiri.
David Cameron, dalam pernyataannya seperti dituliskan Guardian, mengatakan bahwa ia berjanji untuk memasukkan pembahasan perdagangan atas komoditi Afrika dengan sistem transparan serta penetapan pajak yang adil ke dalam agendanya, ketika memandu pertemuan para pemimpin G8 di Belfast, bulan depan.
Annan mengatakan, ia akan mengirimkan kopi dokumen Laporan Tahunan Perkembangan Afrika, yang di dalamnya lengkap berisi catatan keuntungan ekonomi dari komoditi alami Afrika seperti minyak dan besi.
Äfrika telah kehilangan dua kali lipat keuntungan finansialnya selama menerima bantuan internasional, seperti disampaikan Annan dalam pembukaan 120 halaman buku laporannya.
"Adalah semena-mena, mengingat apa yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan. Mereka dipenuhi oleh orang-orang yang tidak jujur, kemudian kerap menghindar dari pajak, menaikkan harga dan beberapa perusahaan berusaha untuk memperkaya diri sendiri sementara rakyat Afrika yang bekerja keras untuk industri ini tidak dihiraukan kesehatannya, asupan nutrisi, dan pendidikannya," tegas Kofi Annan.
Panel Pertumbuhan Afrika, yang diketuai oleh Annan, termasuk Sir Bob Geldof dan Chief Executive Prudential, Tidjane Thiam, saat ini tengah mengumpulkan negara-negara yang tergabung dalam G8 serta negara-negara yang juga merupakan anggota G20, termasuk China dan Brasil, untuk menekankan transparansi dalam perusahaan, supaya para penduduk di negara-negara berkembang dapat bersama-sama mengawasi perusahaan pertambangan di negara mereka.
Rosie Sharpe, anggota grup kampanye Global Witness mengatakan, "Isu ini harus benar-benar diperhatikan, mengingat sosok yang sangat dihormati seperti Kofi Annan sampai menyuarakan kritisasinya mengenai kurangnya transparansi dalam penanganan usaha pertambangan di Afrika. Semua ini tentu dilakukannya demi kemajuan dan perkembangan Afrika sendiri."
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...