Sadar Obesitas Tiap Minum Coca Cola
ATLANTA, SATUHARAPAN.COM - Coca Cola telah mengumumkan niat seriusnya untuk mengurangi risiko obesitas dengan memajang jumlah kandungan kalori pada kemasan dengan lebih jelas, serta menggiatkan anjuran kepada konsumennya untuk berolahraga.
Kebijakan ini akan diterapkan pada lebih dari 200 negara di seluruh dunia, yang termasuk dalam daftar penyebaran produk Coca Cola. Rencana ini dilakukan juga untuk meningkatkan reputasi perusahaan minuman terbesar di dunia ini diantara para konsumennya. Di samping itu, juga untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap potensi obesitas yang disebabkan oleh konsumsi minuman berkarbonasi.
Perusahaan raksasa yang bermarkas di Atlanta, Amerika Serikat ini juga akan menghentikan promosi atau iklan dengan target anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Ukuran ini telah diimplementasikan di Inggris pada tahun 2009.
"Kami ingin menjadi bagian dari solusi," kata Presiden sekaligus Chief Executive Coca Cola, Muhtar Kent, kepada CBS, Rabu (8/5) lalu.
Meskipun ia tidak menjabarkan secara spesifik mengenai cara perusahaannya mempromosikan hidup sehat, namun ia mengatakan, "Kita semua tahu, mengonsumsi kalori itu masih lebih menyenangkan daripada membakar kalori. Oleh karena itu, kita ingin membuat kegiatan membakar kalori jadi sedikit lebih menyenangkan."
"Kami percaya niat ini akan membawa kita semua pada sebuah perubahan dan menciptakan kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya hidup sehat dan aktif," katanya.
Dalam sebuah pernyataan menyangkut rencana perusahaan, Kent mendeskripsikan obesitas sebagai masalah sosial yang cakupannya global. Selain itu, obesitas juga menjadi isu kesehatan paling menantang, karena dapat 'menyerang' siapa saja, di belahan dunia manapun.
Gerakan ini, yang kebetulan akan dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun ke-127 Coca Cola, akan sekaligus menandai pertama kalinya sepanjang sejarah, dimana kampanye hidup sehat dilakukan oleh perusahaan makanan minuman melalui iklan.
Sebuah studi mengenai obesitas yang dilakukan selama 10 tahun menyatakan bahwa lebih dari 33.000 warga Amerika telah diperingatkan bahwa mengonsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi dapat berpengaruh terhadap berat badan, serta meningkatkan risiko efek samping obesitas seperti serangan jantung.
Selama beberapa tahun, Coca Cola juga telah melakukan upaya mengenai masalah kandungan kalori ini. Salah satunya adalah menciptakan Coca Cola dengan zero-calorie sweetener (pemanis tanpa kalori), dan gula yang didapatkan dari tanaman stevia dan bukan tebu.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...