Kofi Annan, Mantan Sekjen PBB, Tutup Usia
SATUHARAPAN.COM – Kofi Annan, orang Afrika kulit hitam pertama yang menjadi Sekretaris Jenderal PBB, meninggal dunia pada usia 80 tahun di Swiss, kata salah-seorang stafnya.
Ia “meninggal dunia dengan tenang pada hari Sabtu setelah sakit singkat,” kata salah seorang pemimpin Kofi Annan Foundation pada Sabtu (18/8).
Annan menjabat dua kali Sekjen PBB dari 1997 hingga 2006, dan ia telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas aktivitas kemanusiaan yang menjadi perhatiannya.
Terakhir ia dipercaya menjadi Utusan Khusus PBB untuk Suriah, memimpin upaya menemukan penyelesaian damai atas konflik di wilayah itu.
Dalam pernyataan resmi saat mengumumkan kematiannya, Kofi Annan Foundation menggambarkan sosoknya sebagai “negarawan global dan internasionalis yang sangat berkomitmen serta berjuang sepanjang hidupnya untuk dunia yang lebih adil dan lebih damai”.
“Di mana ada penderitaan atau orang-orang yang membutuhkan, ia mengulurkan tangan dan menyentuh banyak orang dengan kasih dan empati yang mendalam. Ia tanpa pamrih menempatkan orang lain terlebih dahulu, memancarkan kebaikan, kehangatan, dan kecemerlangan dalam semua yang ia lakukan.”
Annan, diplomat karier, yang orang tuanya berasal dari Ghana, meninggal di rumah sakit di Kota Bern, Swiss. Ia telah tinggal di Jenewa selama beberapa tahun sebelum kematiannya.
Ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011 untuk upayanya memperbaiki kehidupan dunia yang lebih baik, yaitu selama periode yang bertepatan dengan Perang Irak dan menjangkitnya HIV/Aids.
Kofi Annan menggambarkan pencapaian terbesarnya dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals ) yang - untuk pertama kalinya - menetapkan target global pada isu-isu seperti kemiskinan dan kematian anak.
Bagaimanapun, Annan tidak terlepas dari kritik. Para pengkritiknya menyalahkannya atas kegagalan PBB menghentikan genosida di Rwanda pada 1990-an ketika ia memimpin pasukan penjaga perdamaian di wilayah itu.
Kemudian, setelah invasi pimpinan AS ke Irak, ia dan putranya dituduh terlibat dalam “skandal korupsi minyak untuk pangan” yang menyebabkan sebagian orang menuntutnya mundur, walaupun kemudian ia dibebaskan dari tuduhan itu.
Tokoh-tokoh Dunia Mengenang
Dalam wawancara dengan BBC HardTalk untuk menandai ulang tahunnya ke-80 pada April lalu, Annan mengakui kekurangan PBB, seraya mengatakan bahwa itu “dapat ditingkatkan, itu tidak sempurna tetapi jika tidak ada, Anda harus membuatnya”.
“Saya sangat optimistis, saya dilahirkan sebagai orang yang optimistis dan akan tetap optimistis,” ia menambahkan.
Sekjen PBB Antonio Guterres menggambarkan Annan sebagai “kekuatan penuntun untuk kebaikan”.
“Dalam banyak hal, sosok Kofi Annan adalah PBB itu sendiri. Ia memimpin organisasi ini ke milenium baru dengan martabat dan tekad yang tak tertandingi,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Komisi Tinggi HAM PBB, Zeid Raad Al Hussein, mengungkapkan kesedihannya atas wafatnya Annan, “Kofi adalah lambang sosok teladan yang penuh kasih sayang. Di dunia yang sekarang dipenuhi pemimpin yang bukan apa-apa, kehilangan ia terasa menyakitkan. Ia adalah teman ribuan orang dan pemimpin jutaan orang.”
Penghormatan atas meninggalnya Annan disampaikan oleh para pemimpin dunia dan kalangan diplomat.
Perdana Menteri Inggris Theresa May, mengungkapkan kesedihannya melalui akun Twitter, “Sedih mendengar kematian Kofi Annan. Seorang pemimpin besar dan pembaharu PBB, ia membuat kontribusi besar untuk membuat dunia yang telah ia tinggalkan sebagai tempat yang lebih baik. Belasungkawa untuk keluarga.
PM India Narendra Modi, dalam cuitannya uga mengungkapkan rasa kehilangan atas berpulangnya Annan, “Dunia telah kehilangan tidak hanya seorang diplomat dan tokoh kemanusiaan Afrika yang besar tetapi juga penjaga hati nurani perdamaian dan keamanan internasional.”
Karier diplomatik Annan berlanjut setelah ia pensiun dari PBB. Pada tahun 2007 ia mendirikan yayasan yang bertujuan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, keamanan, dan perdamaian.
Setahun kemudian, reputasinya meningkat setelah berhasil membantu menegosiasikan kesepakatan pembagian kekuasaan untuk mengakhiri kekerasan pascapemilu di Kenya.
Dalam laman Facebooknya, Raila Odinga, pemimpin oposisi yang menandatangani perjanjian di Kenya, menyebut Annan “sosok yang menyelamatkan negaranya dari kehancuran”.
Pada tahun 2012, ia diangkat sebagai ketua The Elders, kelompok advokasi perdamaian dan HAM yang dirintis oleh Nelson Mandela dari Afrika Selatan.
Peran terbarunya adalah memimpin komisi independen untuk menyelidiki krisis Rohingya di Myanmar.
Istri Annan, Nane, dan tiga anaknya “berada di sisinya selama hari-hari terakhirnya”, kata Yayasan Kofi Annan.
Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh negeri selama tujuh hari, dimulai pada Senin. (bbc.com)
Editor : Sotyati
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...