Komandan Taliban Menyebut Dirinya Ahli JIhad dan Jurnalisme
Dia, Ehsanullah Ehsan, mengklaim yang memimpin upaya pembunuhan Malala Yousfzai. DIa memiliki 69 akun pada LinkedIn, dan terbuka menyebutkan dirinya. Pihak LinkedIn telah menutup akun itu dan menyebutnya sebagai palsu.
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Seorang komandan senior Taliban yang diburu karena terkait upaya pembunuhan Malala Yousufzai, telah ditemukan menggunakan situs jaringan LinkedIn, dan menyebutkan diri memiliki skill dalam "jihad dan jurnalisme".
Ehsanullah Ehsan, salah satu pemimpin teroris yang paling dicari di dunia, memiliki 69 akun pada LinkedIn, menunjukkan jaringannya yang cukup besar.
Ehsan tidak menyembunyikan asosiasinya dan terbuka untuk mempromosikan dirinya di LinkedIn sebagai juru bicara Jamaat-ul-Ahrar, kelompok sempalan dari Taliban, seperti dilaporkan The Telegraph.
Dia menggambarkan dirinya sebagai "wiraswasta" dan mengatakan dia menjadi juru bicara sejak Januari 2010. Ehsan bahkan menyebutkan keahliannya sebagai "jihad dan jurnalisme" dan memberikan rincian tentang sekolah, riwayat pekerjaan, ketrampilan dan bahasa yang dikuasai. Dia juga mempublikasikan fotonya.
Setelah ditelusuri oleh harian Inggris ini, LinkedIn kemudian mendrop akun Ehsan pada hari Jumat (2/1) malam.
Seorang juru bicaranya mengatakan bahwa tim keamanan perusahaan telah memutuskan untuk "membatasinya", yang berarti aku itu tidak beroperasi lagi. Tapi dia mengatakan tidak jelas apakah akun milik Ehsan atau itu merupakan akun palsu, yang dijalankan oleh pihak lain.
Dia mengatakan alamat IP dari account, menunjukkan di bagian mana di dunia ini aku itu dijalankan, namun menduga itu palsu. Dia mengatakan bahwa "kurangnya pesan untuk merekrut Taliban" adalah petunjuk lainnya.
Juru bicara itu mengatakan bahwa dia tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa itu adalah orang lain... ‘’Tapi saya bisa mengatakan bahwa tim keamanan kami memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa itu adalah akun palsu, yang merupakan alasan yang cukup untuk membatasinya. (Saya) juga tidak bisa mengatakan dengan pasti siapa yang mungkin telah mengelolanya jika itu palsu."
Pakistan telah menjanjikan hadiah sebesar US$ 1 Juta (sekitar Rp 12,5 miliar) untuk kepala Ehsan setelah dia menyatakan bertanggung jawab atas serangan percobaan pembunuhan Taliban terhadap Malala. Malala ditembak di bagian kepala pada bulan Oktober 2012 karena mengkampanyekan hak pendidikan bagi anak perempuan. Dia kemudian menyebutkan dirinya sebagai juru bicara Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP).
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...