Komentar Soal Bikini, Perdana Menteri Thailand Minta Maaf
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah meminta maaf atas pernyataannya yang menyebutkan bahwa wisatawan yang memakai bikini rentan terhadap serangan, kecuali wisatawan yang kurang menarik. Komentar tersebut muncul beberapa hari setelah dua wisatawan asal Inggris dibunuh di Pulau Koh Tao.
“Dapatkah mereka (para wisatawan) yang memakai bikini aman...kecuali mereka tidak menarik,” kata Jenderal Prayuth.
Pernyataan ini sontak menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat, bahkan memicu kemarahan kedutaan Inggris. Pihak kedutaan Inggris telah menghubungi pejabat Thailand untuk meminta penjelasan dari Jenderal Prayuth.
Sadar bahwa komentarnya menyakiti banyak pihak, Jenderal Prayuth menggelar konferensi pers pada Kamis (18/9) untuk menyampaikan permintaan maafnya.
“Saya minta maaf jika (pernyataan) itu menyakiti banyak orang,” katanya.
Jenderal Prayuth merupakan kepala tentara yang memimpin kudeta dramatis Mei 2014. Ia menjadi perdana menteri pada bulan lalu. Ia telah membuat pernyataan kepada pejabat pemerintah pada Rabu (17/9) terkait pembunuhan warga asing yang terjadi di negaranya.
“Mereka (wisatawan) berpikir negara kita indah dan aman sehingga mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, mereka bisa memakai bikini dan berjalan di mana-mana,” katanya.
Industri pariwisata di Thailand tengah menghadapi kudeta dan pemerintahan darurat oleh militer, sementara polisi masih mencari pembunuh Hannah Witheridge dan David Miller yang ditemukan meninggal di sebuah resort di Pulau Koh Tao Senin (15/9) dini hari. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...