Komisi XI Setujui Empat Asumsi Ekonomi Makro RAPBN 2014
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Komisi XI bersama Menteri Keuangan, Dr. Muhammad Chatib Basri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Armida Alisjahbana, Deputy Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, Senin (24/6) di Gedung DPR RI, akhirnya menyetujui empat hal yang dijadikan sebagai Asumsi Ekonomi Makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014. Empat hal itu adalah, Pertumbuhan Ekonomi disepakati berada di kisaran angka 6,4 - 6,9 persen. Inflasi berada di kisaran 4,5 - 5,5 persen. Nilai tukar rupiah berada di kisaran 9600 - 9800 per dollar Amerika. Suku Bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan 4,5 - 5,5.
Sedangkan untuk permasalahan Harga Minyak Mentah yang diusulkan berada dikisaran 100 -115 dolar Amerika per barel, Lifting Minyak yang diusulkan dikisaran 900 - 910 ribu barel sehari dan Lifting Gas yang diusulkan dikisaran 1240 ribu - 1325 ribu barel, masih belum mendapat persetujuan. Mengingat kebijakan ini tidak berada dibawah tanggung jawab Komisi XI.
Rapat Kerja (Raker) kali ini menjadwalkan Jawaban Pemerintah terhadap pertanyaan Anggota Komisi XI pada Raker sebelumnya, Kamis (20/6). Menkeu mengatakan bahwa penyusunan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2014 berdasarkan UU no 17 tahun 2003 dan UU no 27 tahun 2009, juga berdasarkan pada perkiraan ekonomi global dan domestik terkini.
Pada penjelasannya Chatib, menjawab bahwa Pertumbuhan Ekonomi kemungkinan besar akan berada di angka bawah dari kisaran angka yang telah diusulkan, yaitu berada di kisaran 6,4 - 6,5 persen. Sedangkan komponen yang diperkirakan tumbuh lebih cepat adalah konsumsi. Menurut Menkeu ada beberapa hal yang akan mendorong daya beli masyarakat. Yaitu, faktor alamiah meningkatnya angkatan kerja produktif. Tingkat inflasi yang saat diusulkan berada dikisaran 3,5 - 4,5 persen yang akan mendorong daya beli masyarakat. Selain itu faktor Pemilu yang akan dihadapi di tahun 2014 dan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat miskin, dalam berbagai macam jenis.
Sedangkan Armida, menjelaskan pengenai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Yaitu program penanggulangan kemiskinan yang masuk dalam klaster dua, namun masih mendapat pertanyaan dari Anggota Komisi XI dari PDIP dapil Kalimantan Barat, Dolfie, mengenai asal dan komposisi dana pembiayaan untuk program ini. Pada pembangunan sektor pertanian akan dilakukan upaya peningkatan produksi khusus dari sektor ini. Pembangunan sektor Iptek, prioritas akan ditujukan pada pembangunan Sumber Daya Alam tanpa melupakan pembangunan yang lainnya.
Perry Warjio dari BI, memandang perekonomian Indonesia di tahun 2014 akan lebih baik dari pada 2013. Sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor internal dan eksternal. Diantaranya perekonomian Amerika Serikat menjadi lebih baik, diikuti Eropa, China, dan India. Otomatis dapat mendorong ekpor Indonesia ke negara-negara tersebut.
Editor : Yan Chrisna
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...