Komisioner LPS: Kredit Bermasalah Perbankan Memburuk
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kredit bermasalah di perbankan Indonesia tampaknya memburuk, yang memicu pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah 6 persen beberapa tahun ke depan karena para kreditur akan menahan diri untuk meningkatkan pemberian pinjaman.
Ini dikatakan oleh Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Destry Damayanti dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pekan lalu.
"Kita belum melihat titik terendah kredit bermasalah karena harga komoditas masih bergejolak dan ketidakpastian yang mempengaruhi ekonomi domestik," kata Destry.
Menurut dia, perbankan masih melakukan konsolidasi untuk mengatasi masalah kredit macet.
Isu kredit macet menjadi salah satu titik lemah Indonesia dan menjadi faktor yang menyebabkan Presiden Joko Widodo merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 ke 5,6 persen, dari sebelumnya di kisaran 5,4-6,1 persen.
Rasio kredit bermasalah terhadap Produk Domestik Bruto telah meningkat menjadi di atas 3 persen sejak pertengahan tahun lalu, menyamai level yang terjadi pada 2011. Pertumbuhan kredit pada tahun 2016 hanya 7,9 persen, paling rendah sejak tahun 1999.
Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, bulan lalu mempertahankan outlook negatif perbankan Indonesia, mengingat kualitas aset dan profitabilitas perbankan akan tetap dalam tekanan beberapa kuartal ke depan.
Fitch Ratings memperkirakan kredit bermasalah bank-bank besar akan tetap berada di rata-rata 3 persen.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...