Komite Eksekutif WCC Rilis Pernyataan tentang Keadilan Iklim
SHANGHAI, SATUHARAPAN.COM – World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja Dunia mengeluarkan pernyataan tentang Keadilan Iklim, yang menegaskan bahwa banyak gereja mengalami kekhawatiran dengan perubahan iklim, dan meminta semua negara untuk memenuhi komitmen dari Perjanjian Paris.
Seperti diberitakan oikoumene.org, hari Jumat (25/11) saat mengadakan pertemuan di Nanjing dan Shanghai, Republik Rakyat Tiongkok antara Kamis (17/11) sampai dengan Rabu (23/11) komite eksekutif mengeluarkan pernyataan resmi tentang perjanjian yang diadopsi pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Paris pada Desember 2015. Perjanjian tersebut telah mulai berlaku dengan adanya proses ratifikasi yang cepat.
Dalam perjanjian tersebut Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) turut berpartisipasi. Perjanjian Paris mengikat negara-negara untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celcius, dan pelaku industri harus membatasi kenaikan pemanasan suhu hingga batas minimum sebesar 1,5 derajat celcius.
Pernyataan Komite Eksekutif WCC mengakui dan menyambut contoh yang ditawarkan oleh pemerintah Tiongkok dalam ratifikasinya Perjanjian Paris, dan komitmen Tiongkok dalam memimpin dunia berinvestasi di sektor pengembangan energi terbarukan.
Pernyataan itu mendorong Tiongkok untuk "menunjukkan lebih lanjut kepemimpinan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sejalan dengan komitmen Perjanjian Paris."
Pernyataan itu juga menegaskan kembali pentingnya melanjutkan advokasi ekumenis dan tindakan untuk keadilan iklim dalam rangka ziarah keadilan dan perdamaian, dan mengintensifkan kerjasama lintas agama untuk pelaksanaan Perjanjian Paris.
“Komite eksekutif WCC memanggil negara-negara industri kaya untuk meningkatkan dukungan (termasuk melalui transfer teknologi) dan untuk memenuhi komitmen untuk memobilisasi 100 miliar dolar AS (lebih kurang Rp 13,54 triliun) per tahun untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari tahun 2020."
Pernyataan itu juga mengungkapkan keprihatinan atas janji Presiden AS terpilih Donald Trump yang menarik diri dari Perjanjian Paris, dan menyerukan pemerintah AS untuk menjaga dan memenuhi komitmen terkandung dalam ratifikasi Perjanjian Paris.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa perubahan iklim memiliki konsekuensi yang mengikat dalam masyarakat antara lain menyangkut air dan makanan.
Pernyataan komite eksekutif juga menyambut baik dan mendorong “WCC’s Ecumenical Water Network” atau Jaringan Ekumenis Air Dewan Gereja Dunia dan “WCC Ecumenical Advocacy Alliance Food for Life” atau aliansi advokasi Makanan untuk Kehidupan Dewan Gereja Dunia. (oikoumene.org)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...