Komunitas Antariman Desak Pemerintah AS Bantu Pengungsi Suriah
SATUHARAPAN.COM – Church World Service (CWS), Lutheran Immigration and Refugee Service (LIRS), dan komunitas agama lain mendesak Pemerintah Amerika Serikat untuk memukimkan kembali 100.000 pengungsi Suriah pada tahun fiskal mendatang selain meningkatkan komitmen AS memukimkan 100.000 pengungsi dari bagian lain dunia.
CWS dan LIRS adalah pelayanan kerja sama gereja-gereja yang berbasis di Amerika Serikat, termasuk gereja-gereja anggota Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC).
“Lebih dari 60 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka,” kata Erol Kekic, direktur eksekutif Program Imigrasi dan Pengungsi untuk CWS. “Suriah adalah krisis terbesar yang kita hadapi, tapi jangan lupa Somalia, Afghanistan, dan Republik Demokratik Kongo.”
Komunitas agama di seluruh dunia telah mencatat bahwa dunia diperhadapkan pada jumlah terbesar pengungsi sejak Perang Dunia II. “Tapi respons kita di AS tidak kelihatan sejak bertahun-tahun lalu,” kata Kekic.
AS telah memukimkan 1.517 pengungsi Suriah sejak awal konflik.
“Ini adalah krisis generasi kita dan kita memiliki tanggung jawab moral untuk melakukan sesuatu tentang hal itu,” kata Kekic.
CWS mendesak masyarakat untuk menandatangani petisi—sudah ditandatangani oleh lebih dari 60.000 orang pada 9 September—untuk menuntut AS berbuat lebih banyak dalam menanggapi krisis pengungsi. CWS memiliki tujuan mengumpulkan 100.000 tanda tangan sebelum 30 September.
Saat tahun fiskal pemerintah AS berakhir pada 30 September, petisi akan dikirim dengan pesan yang jelas kepada Pemerintah AS bahwa negara itu perlu meningkatkan upaya pemukiman kembali, kata Linda Hartke, presiden dan CEO dari Lutheran Immigration (LIS).
Banyak orang di AS menyatakan kesedihan dan kemarahan ketika foto berita menampilkan jenazah Aylan Kurdi (3) yang terdampar di sebuah pantai di Turki setelah keluarganya berusaha melarikan diri dari kekerasan di Suriah.
“Namun kita masing-masing dipanggil untuk mengangkat kepala kita keluar dari kesedihan dan menangis dan bertanya, ‘Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu pengungsi seperti Aylan dan keluarganya?’” kata Hartke.
Saat CWS, LIS dan gereja-gereja anggota WCC lainnya di AS melakukan advokasi agar pemerintah AS berbuat lebih banyak untuk memukimkan pengungsi, mereka juga menawarkan bantuan untuk para pengungsi yang telah berhasil tiba di AS
Doris Peschke, Sekretaris Umum Komisi Gereja untuk Migran di Eropa (Churches’ Commission for Migrants in Europe/CCME), memuji gereja AS yang telah membantu untuk memukimkan kembali pengungsi dan juga orang-orang yang terus melakukan advokasi untuk respons yang lebih kuat untuk pengungsi dari Pemerintah AS.
“Saya berharap bahwa gereja-gereja yang bekerja untuk memukimkan pengungsi di AS akan berbagi cerita dengan gereja-gereja di Eropa. Sama seperti kita semua yang bersatu berziarah untuk membantu sesama kita yang membutuhkan,” kata Peschke. “Kami memiliki suara yang kini banyak didengar oleh pemerintah kita, oleh masyarakat iman kita, dan sebagian besar dari semua oleh pengungsi sendiri —suara yang mengatakan kita tidak akan berdiri diam saat negara menutup pintu bagi mereka.”
Menanggapi petisi CWS yang sangat positif, kata Kekic. “Tanggapan ini adalah counter langsung narasi yang kami miliki atas kelompok-kelompok rasis,” katanya. “Ada kelompok di AS yang mengatakan mereka hanya ingin menolong orang-orang Kristen. Mereka takut segala sesuatu dan segala sesuatu yang tidak sama dengan mereka.”
Saat petisi terus ditandatangani setiap hari, Kekic percaya bahwa perubahan untuk kebaikan adalah mungkin. “Ini sangat menggembirakan. Ini adalah Amerika Serikat sejati. Ini adalah kita sebagai bangsa.“ (oikoumene.org)
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...