Kontrol Pengungsi, Swedia Perketat Pengawasan Perbatasan
MALMO, SATUHARAPAN.COM – Swedia kembali memperketat kontrol perbatasan pada hari Kamis (12/11) untuk mengawasi aliran pengungsi yang datang semakin besar ke negara tersebut, tanpa menghalangi pengungsi yang masih mencari suaka.
Langkah tersebut muncul karena Swedia, yang terkenal dengan kemurahan hatinya dalam menentukan kebijakan suaka, tengah berjuang untuk melindungi migran dari retorika antimigran dan serangkaian pembakaran yang menargetkan migran akhir-akhir ini.
Swedia, negara dengan jumlah penduduk sebesar 9,8 juta orang, telah mengambil sebagian besar pengungsi dibandingkan dengan negara lainnya di Eropa.
Skandinavia diharapkan untuk menerima hingga 190.000 pencari suaka tahun ini, yang setara dengan 1,5 juta orang yang tiba di negara seukuran Eropa dan dua kali lipat lebih banyak yang diambil oleh Swedia jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Dengan masuknya pengungsi yang sedemikian banyak membuat Swedia kesulitan untuk mengurus pendatang. Bahkan, otoritas Swedia menyatakan mereka tidak mampu lagi menampung pengungsi.
“Orang-orang terpaksa tidur di tenda-tenda, kantor, dan pusat-pusat evakuasi, yang biasanya digunakan untuk bencana alam,” kata juru bicara Badan Migrasi Mikael Hvinlund.
“Kami tidak bisa memenuhi janji, yang menawarkan atap untuk semua orang. Dengan memperketat kontrol perbatasan adalah satu-satunya cara yang dapat membantu kami.”
Pada hari Kamis pukul 12.00 waktu setempat, polisi mulai melakukan pemeriksaan identitas penumpang yang bepergian dengan menggunakan kereta api yang melintasi jembatan di atas Selat Oresound yang memisahkan Swedia dari Denmark, kata seorang wartawan AFP.
Polisi juga memeriksa surat-surat di pelabuhan feri yang baru tiba di Swedia dari Denmark dan Jerman.
Rute ini adalah rute yang paling banyak digunakan oleh para imigran.
Bukan Pagar
“Kami tidak berusaha untuk membangun pagar. Kami perlu memastikan bahwa kami memiliki kontrol dan mengetahui siapa saja yang datang ke Swedia,” kata Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven.
Orang-orang yang tiba di Swedia tanpa identitas yang lengkap akan diizinkan untuk masuk mencari suaka, sedangkan yang hanya ingin transit di Swedia tidak akan diizinkan untuk masuk.
“Dengan memperketat kontrol di perbatasan bukan berarti mencegah orang untuk mencari suaka,” kata Kepala Badan Migrasi Swedia Anders Danielsson kepada kantor berita Swedia TT.
“Sebaliknya, mereka ingin kasus mereka didengar, tetapi kami perlu mengotrol kembali,” kata dia menambahkan.
Keputusan untuk mengembalikan kontrol perbatasan bersifat sementara dan berlaku selama 10 hari tapi dapat diperpanjang selama enam bulan di bawah peraturan Schengen.
Para pejabat polisi Swedia mengatakan pada hari Kamis mereka akan mempersiapkan diri untuk memberlakukan pengetatan pengawasan selama enam bulan, meskipun pemerintah belum memintanya.
Pihak berwenang juga telah menyatakan keprihatinan tentang anak-anak pengungsi di luar pengawasan yang berjumlah sekitar 23.000 orang.
“Kami tidak memiliki kontrol atas anak-anak pengungsi di luar pengawasan,” kata Hvinlund.
Pekan lalu, Swedia meminta Brussel untuk merelokasi pengungsi ke sejumlah negara Eropa lainnya.
Editor : Sotyati
Ratusan Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka dalam Pertempu...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia mela...