Korban Penculikan di Kongo Jadi Budak Seks
KINSHASA, SATUHARAPAN.COM - “Perempuan dan anak-anak diculik oleh kelompok bersenjata, dan dipaksa bekerja sebagai budak seks di Republik Demokratik Kongo timur,“ kata tim medis Doctors Without Borders (MSF), Rabu 16/7.
Korban telah disekap sebagai budak seks “terkadang bisa sampai berbulan-bulan“ dan mengalami kekerasan seksual oleh beberapa orang, selama beberapa kali dalam sehari, kata psikolog MSF Ana Maria Tijerino dalam sebuah pernyataan.
Kelompok bantuan itu juga mengatakan, bahwa laki-laki diculik, dan dipekerjakan sebagai buruh di wilayah tambang emas dan berlian Okapi, di bagian timur negara kaya mineral.
Di satu desa saja, antara Mei dan awal Juli, MSF mengatakan, tim medis melayani konsultasi untuk 3.586 orang dan merawat 143 perempuan, tiga laki-laki dan dua anak-anak yang mengalami kekerasan seksual.
Bulan lalu, satu tim merawat 20 wanita di satu desa yang telah diperkosa, katanya.
“Kekerasan dan kekerasan seksual, bukanlah hal yang baru di Kongo,” kata Tijerino. Tapi untuk para korban, kekejaman ini tidak normal. Tidak ada yang harus menerima kekerasan seperti ini.
MSF mengatakan, bahwa banyak korban kekerasan seksual yang ditawan selama berminggu-minggu, tidak menerima bantuan medis, tidak ada yang bisa mencegah HIV, infeksi menular seksual atau kehamilan. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...