Korban Penyerangan di Sleman Akan Didampingi Tiga Komnas
SATUHARAPAN.COM – Ketua Komnas Perempuan Yunianti Chuzaifah mengemukakan lembaganya sangat berkepentingan mendorong sisa pemerintahan SBY dalam menyelesaikan kasus-kasus kekerasan atas nama agama. Yunianti Chuzaifah menjelaskan lembaganya tegas menyikapi kasus intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang tidak kunjung menurun intensitasnya. Seperti disebutkan SEJUK dalam siaran pers pada Sabtu (31/5).
Di antara kasus kekerasan atas nama agama yang hendak dituntaskan adalah penyerangan atas ibu-ibu yang berdoa Rosario di Sleman, Yogyakarta pada Kamis malam (29/5).
Yunianti Chuzaifah menilai beberapa tahun terakhir banyak kasus kekerasan atas nama agama yang terjadi di wilayah Yogyakarta tidak ditangani secara serius. Hal ini mengakibatkan kelompok-kelompok intoleran semakin merajalela menjalankan aksinya. Komnas Perempuan akan membahas kasus ini dalam rapat paripurna lembaganya. Komnas Perempuan juga membuka kemungkinan untuk berkoordinasi dengan tiga komisi nasional lainnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Sementara penanggungjawab bidang Perlindungan LPSK Lili Pintauli Siregar menyatakan komitmennya untuk mengawal kasus ini. Dia mengupayakan para korban dan saksi mendapatkan jaminan perlindungan dari negara terkait ancaman atas mereka.
“LPSK akan bersama-sama dengan komisi nasional lainnya mendorong pemerintah menuntaskan kasus di Sleman kemarin. Sesuai dengan mekanisme, jika ada surat permohonan yang ditujukan kepada lembaga kami, LPSK akan langsung turun.” kata Lili. Dia pun menambahkan, “Koordinasi sesama komisi nasional akan memberikan tuntutan yang lebih kuat terhadap negara agar menegakkan hukum secara adil.”
Komisioner KPAI Maria Ulfah Anshor juga menyayangkan jatuhnya korban anak-anak dalam kasus penyerangan ibu-ibu yang berdoa Rosario. KPAI akan memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban langsung maupun anak-anak yang mengalami trauma karena menyaksikan penyerangan malam itu. KPAI akan membahas kasus itu pada Senin (2/6). Maria Ulfah Anshor juga mengharapkan surat permohonan pendamping para korban untuk mempercepat gerak KPAI bersama-sama dengan komisi nasional lainnya dalam menginvestigasi dan menyusun rekomendasi untuk negara.
Penyerangan atas ibu-ibu yang berdoa Rosario di rumah Julius Felicianus di kawasan Sleman, Yogyakarta pada Kamis malam (29/5) mengakibatkan sejumlah orang terluka. Di antaranya pemilik rumah, Julius Felicianus, dan wartawan Kompas TV Michael Ariawan yang akrab disapa Mika. Mika selain dipukuli kepalanya, kameranya juga dirampas.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...