Korban Tewas Topan Haiyan dapat Capai 10.000
TACLOBAN, SATUHARAPAN.COM - Seorang pejabat polisi regional dan pejabat pemerintahan di Kota Tacloban, Filipina tengah, yang dihantam topan Haiyan, mengatakan korban tewas akibat bencana itu dapat mencapai 10.000 orang.
Kepala polisi regional Elmer Soria, menurut kantor berita Associated Press, mendapat laporan dari Gubernur Dominic Petilla, Sabtu (9/11), ada sekitar 10.000 korban tewas di pulau itu, sebagian besar karena tenggelam dan tertimpa bangunan-bangunan yang ambruk.
Wali Kota Tacloban Tecson Lim mengatakan korban tewas di kota itu sendiri diperkirakan dapat meningkat sampai 10.000.
Sebelumnya, seperti dilaporkan VOA News, Palang Merah Filipina mengatakan topan Haiyan yang menghantam Filipina tengah kemungkinan telah menewaskan 1.200 orang.
Data jumlah korban tewas yang dipublikasikan Pemerintah Filipina pada Sabtu (9/11) adalah 138, tetapi Presiden Benigno Aquino mengatakan korban kemungkinan bertambah.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina, Gwendolyn Pang mengatakan, organisasinya menaksir paling sedikit 1.000 orang tewas di Pulau Leyte dan 200 lainnya di Pulau Samar.
Haiyan menghantam pulau-pulau ini pada Jumat dini hari. Kecepatan embusan angin sekitar 300 kilometer dan menyebabkan gelombang setinggi lima meter yang melanda penduduk di pulau itu. Haiyan merupakan salah satu badai terkuat yang tercatat dan mencapai daratan.
Sebuah Tim Koordinasi Penilaian Bencana PBB terbang ke ibu kota Leyte, Tacloban, dan melaporkan pemandangan kehancuran total. Jalan dari bandara ke kota berpenduduk 200 ribu itu tidak bisa dilewati. Helikopter merupakan satu-satunya alat transportasi yang masih berfungsi.
Bantuan Asing
Polisi mengatakan telah menyebar tim penyelamat khusus ke Tacloban, ibu kota Leyte, daerah dengan kerusakan paling parah. Amerika Serikat, seperti diberitakan New Strait Times, mengumumkan siap mengirimkan bantuan militer. Kabar dari Pentagon menyebutkan Amerika terutama menyiapkan tim pencari dan penyelamat (search and rescue) untuk wilayah maritim, mengirimkan helikopter kelas medium-berat untuk mendukung pengangkutan, dan logistic.
“Tacloban luluh lantak. Banyak orang kelaparan dan kehilangan anggota keluarga,” kata guru sekolah lanjutan atas Andrew Pomeda (36) kepada AFP.
Ia mengkhawatirkan kelaparan dapat memicu kekerasan. Banyak orang mulai menyerbu pasar swalayan, pusat-pusat perbelanjaan, untuk mendapatkan makanan, beras, dan susu. “Kalau dalam seminggu tidak ada bantuan, saya khawatir keadaan akan semakin parah. Orang bisa saling bunuh karena urusan perut,” ujarnya.
Kepala polisi regional Elmer Soria menambahkan 70 hingga 80 persen rumah dan bangunan di Layte rusak berat hingga luluh lantak. Dari Pulau Samar, pejabat yang berwenang melaporkan lebih kurang 300 orang tewas di kota kecil Baser. Lebih kurang 2.000 orang dinyatakan hilang.
Direktur World Food Program untuk Filipina Praveen Agrawal yang sedang berkunjung ke Tacloban kepada AFP mengatakan dampak yang ditimbulkan Haiyan kurang lebih sama dengan dampak yang ditimbulkan tsunami daripada oleh topan.
Terletak di “Ring of Fire”, Filipina acap dilanda bencana alam, mulai dari topan badai, gempa bumi, gunung meletus, dan bencana alam lain. Jika korban tewas dipastikan mencapai 10.000 orang, topan Haiyan akan dicatat dalam sejarah sebagai topan paling mematikan di Filipina.
Sebelum Haiyan, bencana alam terhebat yang melanda Filipina adalah gempa bumi berkekuatan 7,9 skala richter yang memicu terjadinya tsunami pada 1976. Bencana alam itu meluluhlantakkan kawasan Teluk Moro di wilayah selatan Filipina, yang menelan korban 5.000 hingga 8.000 orang tewas. (AFP/VOANews/nst.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...