Korea Utara dan Selatan Kembali Bahas Reuni Keluarga
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para pejabat Korea Selatan hari Rabu (12/2) ini menghadiri pembicaraan tingkat tertinggi dengan Korea Utara untuk pertama selama beberapa tahun, menandai awal dari kemungkinan kemajuan dalam kerja sama antara kedua pihak yang berseteru.
Pembicaraan dilakukan di desa perbatasan tempat gencatan senjata, Panmunjom, masih dalam agenda mereka. Isu itu meliputi berbagai masalah "besar", termasuk reuni mendatang untuk anggota keluarga yang terpisah oleh Perang Korea pada 1950-1953, kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan.
Lima hari reuni dijadwalkan berlangsung mulai 20 Februari, namun berada di bawah ancaman, karena Korea Utara memprotes latihan militer Korea Selatan-Amerika Serikat yang akan dimulai beberapa hari mendatang.
Para pejabat Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah meminta pertemuan di Panmunjom. Hal ini akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama sejak Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye, berkuasa setahun lalu.
Menurut seorang pejabat di Kementerian Unifikasi, pembicaraan tingkat tinggi resmi terakhir diadakan pada bulan 2007. Dialog substantif sebagian besar menjadi kering selama di bawah pendahulu presiden Park, presiden Lee Myung-Bak, yang mengambil garis keras terhadap Pyongyang.
Seorang pejabat di Istana Biru kepresidenan mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah sepakat untuk pertemuan yang merupakan "respon timbal balik" untuk serangkaian niat baik berdamai baru-baru ini oleh Korea Utara.
Pembicaraan dijadwalkan akan dimulai pukul 10.00 waktu setempat di sisi selatan desa perbatasan itu. Di desa tersebut gencatan senjata disepakati 60 tahun lalu. Delegasi Korea Selatan di Panmunjom dipimpin oleh Kim Kyou-Hyun. Dia wakil direktur pertama keamanan nasional dalam pemerintahan Park.
Selain reuni keluarga, para pengamat mengatakan Korut tampaknya akan mendorong kembalinya tur reguler Korea Selatan ke Gunung Kumgang. Korea Selatan menghentikan wisata reuni itu setelah seorang turis ditembak dan dibunuh oleh tentara Korea Utara pada tahun 2008. Sementara Pyongyang tertarik pada tur ini untuk mengembalikan sumber mata uang yang besar dari Korea Selatan yang sangat menguntungkan.
Keberhasilan acara reuni keluarga yang akan datang akan menjadi kunci bagi Seoul untuk mempertimbangkan dimulainya tur itu lagi. "Jika langkah pertama berjalan dengan baik, hal itu dapat bergerak ke tingkat berikutnya, memperluas ruang lingkup kerja sama antar Korea dengan lebih cepat," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Ryoo Kihl-Jae pada Selasa. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...