DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
13:28 WIB | Rabu, 02 April 2014
Korsel Selidiki Drone Korut yang Jatuh di Perbatasan
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Korea Selatan menyimpulkan bahwa dua pesawat pengintai tak berawak (drone) yang jatuh di wilayah perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara adalah milik Korea Utara, kata para pejabat pada Rabu (2/4) dikutip dari kantor berita Yonhap.
Temuan dua pesawat tak berawak tersebut telah menimbulkan pertanyaan perihal lemahnya pertahanan udara Seoul di tengah ketegangan militer yang meningkat di wilayah semenanjung Korea.
Korea Selatan sudah mengevakuasi dua pesawat udara tak berawak yang salah satunya ditemukan di Paju, tepat di sebelah selatan zona demiliterisasi pada 24 Maret, dan yang terakhir ditemukan di Pulau Baengnyeong dekat perbatasan maritim barat pada Senin (31/3) ketika terjadi saling tembak antara militer Korea Utara dan Selatan.
Pejabat militer dan ahli drone Korea Selatan tengah melakukan analisis mendalam dan sampai pada kesimpulan bahwa Pyongyang telah mengembangkan pesawat udara tak berawak, pejabat militer dan intelijen mengatakan. Namun militer Korea Selatan masih belum secara resmi mengumumkan hasil investigasinya.
"Menurut analisis tentang drone, keduanya saling terkait," kata seorang pejabat militer senior yang minta tetap anonim. "Korea Utara diyakini telah mengembangkan prototipe drone untuk meningkatkan kemampuan pengintaian udaranya."
Sumber militer lainnya mengatakan pesawat yang jatuh di pulau Baengnyeong sempat terlihat radar pada hari Senin, ketika kedua Korea saling menembakkan ratusan peluru di laut barat.
"Pesawat itu terbang ke arah selatan dari utara," katanya, menyiratkan bahwa ada hubungannya dengan Korea Utara.
Sedangkan drone yang ditemukan di Paju diketahui ada aksara tertulis dalam bahasa Korea dengan standar ejaan Korea Utara di bagian belakang baterai lithium-ion, dan angka tanggal seperti "2.013,6â" dan "2.014,6."
Pesawat tersebut, dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi, yang dikenal sebagai DSLR, yang berhasil mengambil gambar instalasi militer dan bahkan tempat tinggal presiden di Seoul.
Juru bicara kepresidenan Min Kyung - wook mengatakan bahwa pesawat tak berawak itu datang dari Korea Utara, meskipun hasil akhir dari penyelidikan belum diumumkan.
Setelah penyelidikan selesai, kantor kepresidenan akan bekerja sama dengan kementerian pertahanan dan instansi terkait lainnya untuk menyusun langkah-langkah melawan drone tersebut atau pesawat kecil lainnya yang sulit dideteksi oleh radar, kata Min Kyung - wook.
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...