Korut Berkali-kali Memindahkan Sejumlah Rudal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Korea Utara terpantau melakukan pergerakan berulang kali sejumlah peluru kendali di kawasan pantai timur dalam upaya untuk mengganggu pantauan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat. Demikian disebutkan dari sumber yang dekat dengan isu tersebut seperti yang diberitakan Yunhapnews, Kamis (11/4) dari Seoul, Korea Selatan.
Menurut analisis intelijen, Korea Utara telah memindahkan dua rudal menengah, Musudan, yang sebelumnya disembunyikan di sebuah gudang di kota pelabuhan timur Wonsan. Hasil pantauan menunjukkan rudal tersebut dikeluarkan dan kembali dimasukan beberapa kali. Kendaraan yang diduga sebagai kendaraan peluncur rudal (transporter erector launchers /TELS) juga terlihat sedang bergerak di selatan Provinsi Hamgyeong.
"Ada tanda-tanda bahwa Korea Utara akan menembakkan rudal Musudan dalam waktu dekat," kata seorang sumber intelijen yang tak mau disebutkan identitasnya. "Korea Utara telah berulang kali mengeluarkan rudal dari gudang. Hal ini memerlukan pemantauan secara ketat."
Korea Selatan dan pejabat intelijen AS telah memonitor fasilitas militer Korea Utara yang diyakini memiliki rudal Musudan yang telah dipasang pada TELS. Jelajah rudal tersebut mencapai 3.000-4.000 kilometer, dan mampu mencapai ssasaran pangkalan militer AS di Guam, di Samudra Pasifik.
Sumber lain mengatakan bahwa langkah terbaru Korea Utara tersebut bertujuan untuk meningkatkan "kelelahan" pada Korea Selatan dan pejabat AS yang selalu berusaha menggagalkan upaya mereka meluncurkan rudal.
Komando Pasukan Gabungan Korea Selatan-AS, hari Rabu menyatakan bahwa status "Watchcon 2" naik satu tingkat dari kondisi normal yang bertujuan meningkatkanpengawasan dan meningkatkan kewaspadaan staf untuk situasi darurat setiap saat.
Para pejabat di Seoul mengatakan bahwa ada kemungkinan besar bahwa Pyongyang akan menembakkan rudal pada 15 April mendatang menandai ulang tahun pendiri negara komunis itu, Kim Il-sung, yang juga kakek penguasa sekarang, Kim Jong-un. Tahun lalu, Korea Utara gagal meluncurkan roket sehari sebelum ulang tahun ke-100 kelahiran Kim.
Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yun Byung-se mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa Korea Utara akan menguji peluncuran rudal jarak menengah setiap saat, dengan waktu tergantung pada keputusan politik.
Beberapa media di Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara diyakini telah selesai mengisi bahan bakar rudal sebagai langkah terakhir untuk ditembakkan. Oleh karena itu, informasi tentang pemindahan lokasi rudal dipertanyakan. Sebab, pergerakan ruda dengan bahan bakar injeksi membuatnya tidak stabil. Para ahli mengatakan bahwa satu rudal dengan hulu ledak membutuhkan waktu sepekan untuk siap diluncurkan, dan setelah isu diisi bahan bakar yang memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Para pejabat di Seoul mengatakan bahwa ada kemungkinan Korea Utara akan menembakkan beberapa rudal dari lokasi yang berbeda, seperti dalam kasus peluncuran yang gagal pada rudal Musudan sebelumnya.
Menurut pejabat militer, TELS di Provinsi Hamgyeong Selatan diyakini sebagai landasan peluncuran rudal jarak pendek Scud, yang memiliki jangkauan 300-500 kilometer, dan rudal menengah Nodong yang dapat menjangkau sasaran dalam jarak 1.300-1.500 kilometer.
Menjelang ulang tahun pendiri negara itu, Korea Utara telah memobilisasi personil militer dan peralatan untuk latihan parade militer besar-besaran di Bandara Mirim dekat Pyongyang, kata seorang pejabat senior militer.
Korea Utara dikenal sebagai negara yang potensial meluncurkan rudal, namun pasukan di garis depan tampaknya tidak terkonsentrasi untuk persiapan perang. Bahkan mereka fokus pada kegiatan semi pertanian pada musim semi ini, kata seorang pejabat senior militer.
"Pasukan Korea Utara di garis depan dekat garis demarkasi militer mulai bertani," kata pejabat kementerian pertahanan, dan mereka juga mencatat jumlah latihan militer turun tajam dibandingkan bulan lalu.
Langkah terbaru yang dilihat sebagai ketegangan terjadi ketika Korea Utara pada akhir Maret menempatkan kekuatan strategis roket mereka pada tingkat siap tempur. Namun setelah berminggu-minggu adanya ancaman perang, diberitakan bahwa media pemerintah Korea Utara, hari Rabu melunakkan pernyataan yang dipublikasikan, dan lebih fokus pada persiapan acara ulang tahun pediri Korea Utara.
Diberitakan bahwa meskipun Pyongyang terus melancarkan ancaman perang, dalam beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan jumlah tentara Korea Utara yang membelot dari satuan tempur di garis depan. Hal ini mendorong para pejabat senior melakukan inspeksi pasukan secara ketat.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, lebih dari 40 tentara telah melarikan diri dari barak di garis depan. Jumlah ini jauh lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Para pejabat Seoul menduga hal itu sebagai pertanda meningkatnya ketidakpuasan pasukan yang harus berlatih di musim dingin yang melelahkan dan dalam kondisi kekurangan makanan. Korea Utara sejak 1990 bergantung pada bantuan internasional, terutama ketika mengalami kelaparan besar-besaran yang diperkirakan telah menewaskan dua juta orang.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...