Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:28 WIB | Sabtu, 20 Juli 2024

Korut Tebar Puluhan Ribu Ranjau Darat, Dikhawatirkan Dapat Mencapai ke Korsel

Dalam foto tak bertanggal yang disediakan pada hari Rabu, 17 Juli 2024, oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, tentara Korea Utara bekerja di lokasi yang dirahasiakan di dekat wilayah perbatasan, terlihat dari area penjagaan Korea Selatan. Ranjau darat Korea Utara bisa saja terbawa banjir ke Korea Selatan, demikian peringatan militer Korea Selatan pada hari Rabu setelah Korea Utara baru-baru ini menempatkan puluhan ribu bahan peledak tambahan yang mematikan di sepanjang perbatasan kedua negara yang dijaga ketat. (Foto: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Ranjau darat Korea Utara bisa saja terbawa banjir ke Korea Selatan, militer Korea Selatan memperingatkan pada hari Rabu, setelah Korea Utara baru-baru ini menempatkan puluhan ribu bahan peledak mematikan tambahan di sepanjang perbatasan kedua negara yang dijaga ketat.

Peletakan ranjau yang dilakukan Korea Utara adalah bagian dari konstruksi di perbatasan yang telah berlangsung sejak April, yang juga mencakup penambahan penghalang anti tank dan penguatan jalan. Para pejabat Korea Selatan yakin Korea Utara bertujuan untuk meningkatkan postur keamanan garis depan dan mencegah tentara dan warga negaranya membelot ke Korea Selatan.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan setempat bahwa banjir yang disebabkan oleh curah hujan musim panas dapat menghanyutkan ranjau yang melewati perbatasan, dan menambahkan bahwa Korea Utara mungkin juga dengan sengaja melemparkan ranjau ke hilir sebagai sebuah provokasi.

Kekhawatiran mengenai kemungkinan provokasi Korea Utara semakin mendalam setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada hari Selasa (16/7) mengancam akan melakukan tindakan balasan baru terhadap upaya aktivis sipil Korea Selatan yang menyebarkan selebaran di wilayah utara dengan menggunakan balon.

Korea Utara sebelumnya telah merespons dengan menerbangkan balon pembawa sampah ke arah Korea Selatan, namun tidak menyebabkan kerusakan besar.

Dua Juta Ranjau Darat

Kepala Staf Gabungan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa militer Korea Utara telah menderita “banyak korban” akibat sekitar 10 ledakan ranjau dan paparan panas selama pekerjaan intensif di perbatasan.

Diperkirakan dua juta ranjau diyakini berserakan di dalam dan sekitar perbatasan darat Korea sepanjang 248 kilometer (154 mil) dan lebar empat kilometer (2.5 mil). Para ahli mengatakan kedua Korea memiliki pengelolaan ladang ranjau yang buruk dan tidak tahu persis berapa banyak ranjau yang mereka tanam atau di mana lokasinya.

Bukan hal yang aneh jika kotak ranjau darat Korea Utara tersapu ke hilir pada musim panas, sehingga menyebabkan insiden mematikan di Korea Selatan. Ledakan ranjau pada tahun 2015 yang dituduhkan dilakukan oleh Korea Utara melukai dua tentara Korea Selatan dan mendorong kedua negara tersebut ke ambang konflik bersenjata.

Kepala Staf Gabungan mengatakan pihaknya juga sedang mempertimbangkan kemungkinan provokasi lain yang dilakukan Korea Utara, seperti penembakan melintasi perbatasan terhadap balon-balon Korea Selatan yang masuk. Dikatakan bahwa militer Korea Selatan memperkuat kesiapannya untuk mengusir potensi agresi Korea Utara.

Korea Utara sangat sensitif terhadap upaya para aktivis Korea Selatan untuk menyebarkan selebaran anti Pyongyang, karena mereka menganggapnya sebagai ancaman terhadap sistem politik dan tantangan terhadap larangan akses terhadap berita asing bagi sebagian besar dari 26 juta penduduknya, kata para ahli.

Pada tahun 2020, Korea Utara menghancurkan kantor penghubung yang dibangun oleh Korea Selatan yang tidak dihuni di wilayahnya sebagai respons yang marah terhadap kampanye selebaran sipil di Korea Selatan. Pada tahun 2014, Korea Utara menembaki balon-balon yang terbang menuju wilayahnya dan Korea Selatan membalas tembakan tersebut, meskipun tidak ada korban jiwa.

Permusuhan antara kedua Korea yang bersaing telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korea Utara memperluas uji coba senjata yang provokatif dan Korea Selatan memperluas latihan militernya dengan Amerika Serikat dalam siklus saling balas dendam.

Korea Utara mengatakan pihaknya terpaksa mengembangkan senjata nuklir untuk mengatasi ancaman militer Amerika Serikat, meskipun AS dan Korea Selatan dengan tegas mengatakan mereka tidak berniat menyerang Korea Utara. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home