Krisis Thailand, 110.000 Pekerja Kamboja Tinggalkan Thailand
PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 110.000 warga Kamboja sudah meninggalkan Thailand dan pulang ke rumah selama sepekan terakhir, menurut seorang pejabat pada Minggu (15/6), di tengah kekhawatiran akan tindakan keras terhadap pekerja migran, setelah militer mengambil alih Thailand bulan lalu.
Pekerja dari Kamboja, Laos dan Myanmar memegang peranan penting dalam industri Thailand seperti makanan laut, pertanian dan konstruksi, namun sebagian di antara mereka tidak memiliki izin kerja resmi.
Rezim militer Thailand pada Rabu, yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada 22 Mei, mengancam akan menangkap dan mendeportasi semua pekerja asing ilegal.
“Mereka berbondong-bondong kembali seperti bendungan runtuh. Sepanjang sejarah kami, mereka belum pernah pulang secara massal seperti ini sebelumnya,” kata Kor Sam Saroeut, gubernur provinsi anteay Meanchey, tempat perbatasan Kamboja-Thailand berada, kepada AFP melalui telepon.
Lebih dari 110.000 migran Kamboja kembali dari Thailand dalam sepekan terakhir, sebagian besar dari mereka diantar ke perbatasan oleh militer Thailand, ujar Saroeut.
“Mereka mengatakan para pekerja migran takut ditangkap atau ditembak jika mereka melarikan diri ketika otoritas Thailand memeriksa rumah mereka,” tambah Saroeut. “Sebagian dari mereka bekerja di Thailand tanpa izin kerja.” (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...