Kuba Sukses Berantas Penularan HIV dari Ibu ke Anak
HAVANA, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Kuba adalah negara pertama di dunia yang memberantas penularan HIV/AIDS dan sifilis dari ibu ke anak.
Organisasi Kesehatan Dunia dalam pernyataannya, mengatakan delegasi internasional yang dikirim oleh WHO dan Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) ke Kuba pada bulan Maret yang lalu memutuskan, negara itu telah memenuhi kriteria tersebut.
Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan, mengatakan hal itu "salah satu prestasi kesehatan masyarakat terbesar dan merupakan langkah penting menuju generasi bebas HIV/AIDS".
Selama lima tahun terakhir, negara-negara Karibia telah memiliki peningkatan akses terhadap obat antiretroviral sebagai bagian dari inisiatif regional, untuk menghilangkan penularan dari ibu ke anak.
Carissa Etienne, Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika, yang bermitra dengan WHO, mengatakan: "Prestasi Kuba telah memberikan inspirasi bagi negara-negara lain untuk maju menuju penghapusan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak."
Diperkirakan, setiap tahun 1,4 juta perempuan hamil hidup dengan HIV. Mereka memiliki kesempatan 15-45 persen menularkan virus selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Risiko turun menjadi hanya lebih dari 1 persen jika ibu dan bayi diobati dengan obat antiretroviral (ARV).
Secara global, lebih dari 35 juta orang dewasa dan anak-anak hidup dengan HIV, namun tingkat infeksi telah melambat secara signifikan, dengan 2,1 juta menjadi HIV positif pada tahun 2013, turun dari 2,9 juta pada tahun 2005, menurut data UNAIDS, pendukung utama untuk aksi global terhadap epidemi HIV dan AIDS.
Para ilmuwan mengatakan, pemberantasan AIDS layak jika pencegahan HIV terus berkembang, bahkan jika tidak ada obat. Penurunan tingkat infeksi di Kuba dipandang sebagai sebuah terobosan besar dalam kampanye untuk membebaskan dunia dari virus.
Pada 2013, hanya dua bayi lahir dengan HIV di Kuba, dan hanya lima yang lahir dengan sifilis kongenital. Menurut WHO, jumlah anak yang lahir setiap tahun dengan HIV, telah berkurang menjadi hampir setengahnya sejak tahun 2009.
Dalam konferensi pers di Havana, wakil Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF) Anna Lucia d'Emilio mengatakan berkat Kuba, dunia kini juga semakin dekat untuk memberantas HIV.
"Bagi UNICEF, ini berarti dunia semakin dekat untuk bebas HIV. Ini adalah mimpi kami dan berkat upaya-upaya yang telah dilakukan Kuba, mereka menunjukkan bahwa itu mungkin dicapai,” menurut d'Emilio Jose Luis Di Fabio dari WHO, yang memuji sistem layanan kesehatan Kuba.
"Kuba memiliki upaya-upaya diagnostik, memiliki sistem kesehatan yang memungkinkan semua ibu diidentifikasi dan diuji. Apabila diketahui positif, mereka mendapat akses universal ke obat-obatan anti-retroviral."
“Ini menunjukkan, kami telah menghentikan penularan vertikal," katanya. Artinya, Kuba telah menjalani strategi pengobatan HIV dan sifilis pada ibu hamil. Ini adalah kesempatan untuk bersuka cita dan sekali lagi menunjukkan bahwa sistem kesehatan Kuba berhasil.
Pemerintah Komunis Kuba, menganggap layanan kesehatannya yang gratis sebagai pencapaian besar dari revolusi 1959, meskipun warga Kuba mengeluhkan turunnya standar layanan sejak jatuhnya Uni Soviet, bekas donatur utama negara itu, tahun 1991.
PAHO dan WHO memuji Kuba, karena memberikan kepada perempuan akses dini ke perawatan kehamilan, uji HIV dan sifilis, serta perawatan bagi para ibu yang diketahui positif mengidap. Kedua organisasi itu memulai upaya untuk mengakhiri penularaan HIV dan sifilis bawaan di Kuba dan negara lain di Amerika pada tahun 2010. (voaindonesia.com/ theguardian.com)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...