Kuburan Massal Bayi Ditemukan di Bekas Panti Asuhan Katolik
DUBLIN, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kuburan massal yang berisi tulang-belulang bayi dan anak-anak telah ditemukan di sebuah bekas panti asuhan Katolik. Penemuan ini diungkapkan oleh peneliti yang ditunjuk pemerintah Irladia pada hari Jumat. Ini adalah sebuah temuan yang menawarkan bukti konklusif pertama setelah upaya seorang sejarawan setempat untuk melacak nasib hampir 800 anak-anak yang tewas di sana.
Sebuah komisi pemerintah yang disebut Mother and Baby Home Commission, mengatakan penggalian yang dilakukan sejak November di lokasi bekas panti asuhan Bon Secours Mother and Baby Home, di Tuam, wilayah Galway, telah menemukan struktur bawah tanah yang terbagi menjadi 20 ruang, diisi oleh "sejumlah signifikan jasad manusia."
Komisi mengatakan analisis DNA dari jasad terpilih mengkonfirmasi usia mereka ketika meninggal berkisar antara 35 minggu sampai 3 tahun dan dikuburkan terutama di tahun 1950-an, saat fasilitas itu penuh sesak oleh bayi dan anak-anak. Panti itu adalah salah satu dari lebih selusin panti di Irlandia yang menawarkan perlindungan kepada anak-anak yatim, ibu yang tidak menikah dan anak-anak-anak mereka. Panti di Tuam itu ditutup pada tahun 1961.
Temuan pada hari Jumat tersebut, menurut laporan foxnews.com, adalah bukti pertama setelah kecurigaan selama puluhan tahun bahwa sebagian besar anak-anak yang meninggal di panti itu telah dikebumikan di sana dalam kuburan yang tak bertanda. Hal seperti itu lazim, tapi tidak didokumentasikan dengan baik di fasilitas yang dikelola Katolik itu, di tengah tingkat kematian anak yang tinggi di Irlandia awal abad ke-20.
Pemerintah pada tahun 2014 membentuk penyelidikan setelah seorang sejarawan lokal Tuam, Catherine Corless, melacak sertifikat kematian hampir 800 anak-anak penghuni fasilitas - tapi hanya berhasil menemukan catatan pemakaman satu anak.
"Semuanya menunjuk ke area ini sebagai kuburan massal," kata Corless, yang masih bisa mengenang bagaimana anak laki-laki setempat bermain di lapangan itu dan melaporkan melihat tumpukan tulang di ruang bawah tanah, di pertengahan 1970-an.
Komisioner pemerintah untuk anak-anak, Katherine Zappone, mengatakan bahwa temuan pada hari Jumat itu menyedihkan dan mengganggu. Dia berjanji bahwa kerabat anak-anak tersebut akan diajak berunding membicarakan penguburan yang layak dan kenangan lainnya.
"Kami akan mengormati kenangan mereka dan memastikan bahwa kami akan mengambil langkah yang tepat sekarang untuk memperlakukan jasad mereka secara pantas," kata Zappone.
Laporan penelitian mengatakan anak-anak yang meninggal itu mungkin telah ditempatkan di ruang bawah tanah yang awalnya digunakan untuk menampung limbah. Corless mengatakan ia menemukan catatan yang menyatakan bahwa sistem pembuangan limbah itu masih digunakan sampai 1937, ketika rumah itu terhubung ke suplai air modern.
Sebuah septic tank yang dinonaktifkan telah "diisi dengan puing-puing dan ditutup dengan tanah di atasnya" dan tampaknya tidak berisi jasad, kata laporan itu. Tapi penggalian menemukan sisa-sisa jasad anak-anak di dalam struktur yang terhubung dengan tetangga sekitar, yang mungkin telah digunakan untuk menampung limbah atau air limbah.
Editor : Eben E. Siadari
Film The Last Dance Pecahkan Rekor Box Office Hong Kong
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - "The Last Dance", sebuah film drama berlatarkan rumah duka yang...