Kuburan Massal Pengungsi Rohingya Ditemukan di Malaysia
MALAYSIA, SATUHARAPAN.COM – Pihak berwenang Malaysia mengatakan polisi menemukan sejumlah kuburan massal di dekat Padang Besar dan Wang Kelian, Negara Bagian Perlis yang berbatasan dengan Provinsi Songkhla, Thailand bagian selatan.
Media setempat melaporkan jumlah kuburan massal mencapai 30 dan setidaknya terdapat 100 jenazah yang diyakini sebagai pengungsi Rohingya dari Myanmar dan migran Bangladesh.
"Hari ini, Minggu (24/5) Kepala Kepolisian dan Wakil Kepala Kepolisian berada di dekat perbatasan Malaysia-Thailand untuk mengindentifikasi dan memverifikasi kuburan massal yang ditemukan oleh VAT69 (polisi satuan khusus) dan PGA (angkatan pertahanan sipil). Kuburan-kuburan ini diyakini terkait dengan kegiatan perdagangan manusia yang melibatkan migran," kata Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi, Minggu (24/05).
"Selain itu kami juga menemukan 14 kamp di wilayah perbatasan yang diyakini digunakan untuk perdagangan manusia. Kami juga menemukan tiga kamp yang lebih kecil," dia menambahkan.
Namun, Zahid tidak mengatakan berapa banyak mayat yang telah ditemukan. Dia hanya menjelaskan bahwa polisi sedang berusaha mengidentifikasi dan memverifikasi kuburan massal yang ditemukan.
Kecurigaan terhadap kegiatan perdagangan manusia dan keberadaan kuburan massal di Malaysia, sudah lama terendus, tetapi pemerintah Malaysia sebelumnya menepis.
Dua pekan lalu, seorang anggota parlemen Malaysia dari daerah pemilihan Padang Besar, Perlis, Datuk Zahidi Zainul Abidin bersama Sekretaris Institut Kerjasama Islam Antarbangsa Malaysia, Mohammad Shamsuddin Damin, hendak meninjau lokasi dugaan kuburan massal di sana.
"Tapi tidak dibenarkan oleh polisi karena mereka mengatakan sedang membuat operasi besar-besaran," kata Mohammad Shamsuddin Damin.
Akhirnya, penemuan kuburan massal dan kamp di Malaysia terjadi ketika Malaysia dan Indonesia melakukan operasi pencarian dan penyelamatan ribuan pengungsi dan migran yang diperkirakan masih berada di laut. Mereka diduga ditinggalkan oleh awal kapal setelah digelar operasi pemberantasan perdagangan manusia.
Hampir 1.800 orang telah diselamatkan di Aceh dan 1.107 orang mendarat di Pulau Langkawi, Malaysia. Mereka terdiri dari pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari penindasan dan kekerasan di Myanmar dan migran Bangladesh yang mencari kehidupan lebih baik.
Kamp dan puluhan kuburan serupa juga telah ditemukan di perbatasan di Thailand awal Mei lalu. Kamp itu ditempati para pengungsi muslim Rohingya yang melarikan diri dan oleh pedagang ditahan sampai keluarga mereka menebusnya.
Para imigran dan pengungsi yang menjadi korban perdagangan manusia berasal dari Myanmar dan Bangladesh. Mereka melarikan diri ke negara-negara sekitar, seperti Malaysia, dengan harapan mendapatkan pekerjaan. (bbc.co.uk/washingtonpost.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...