Kunjungan Merkel Ke Kamp Konsentrasi Dikritik Karena Dianggap Kampanye
MUNICH, SATUHARAPAN.COM - Angela Merkel telah berkunjung ke bekas kamp kematian Nazi di Dachau yang terletak sekitar 16 kilometer dari Munich. Para kritikus mencacinya karena telah menjadwalkan kunjungan bersejarahnya saat masa kampanye menjelang pemilihan umum.
Akhir Selasa lalu, Dr. Angela Dorothea Merkel yang menjabat kanselir sejak 2005 menjadi kanselir aktif pertama yang mengunjungi bekas kamp konsentrasi Nazi. Dia meletakkan karangan bunga di monumen kamp sebelum mengunjungi museum dan bertemu dengan korban yang selamat.
“Ini adalah saat yang sangat penting bagi saya,” kata Merkel. “Kenangan ini membuat saya merasa sangat sedih dan malu.”
Dachau dibuka pada bulan Maret 1933, tak lama setelah Adolf Hitler berkuasa untuk memenjarakan Reich III, dan pihak-pihak yang tidak diinginkan seperti Yahudi, homoseksual, orang Roma, tawanan perang dan lawan politik. SS telah memenjarakan lebih dari 200.000 orang di Dachau, yang dijadikan contoh untuk kamp konsentrasi lainnya yang dibangun oleh Nazi selama 12 tahun mereka berkuasa.
Setidaknya 41.000 orang tewas di Dachau diantaranya kelaparan, dibunuh atau sakit sebelum akhirnya pasukan Amerika membebaskan mereka pada tahun 1945.
“Ya, itu memang benar dan tetap tidak bisa dimengerti apa yang sudah terjadi di kamp konsentrasi itu,” kata Merkel dalam rekaman pernyataan menjelang kunjungannya dan menambahkan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Dachau dengan “perasaan malu dan cemas.”
Dalam pernyataannya, Merkel memperingatkan bahwa Eropa harus tetap waspada terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh sisi kanan yang ekstrim dan mendesak orang untuk menunjukkan lebih banyak keberanian dalam melawan gerakan neo-Nazi.
“Kami tidak akan pernah membiarkan mereka memiliki tempat di Eropa,” kata kanselir perempuan pertama Jerman.
Suara Mantan Tahanan
Selama kunjungannya di Dachau, Merkel ditemani oleh Max Mannheimer (93), salah satu korban yang selamat dari kamp dan saat ini ia menjabat sebagai presiden komite mantan tahanan. Enam anggota keluarga Mannheimer meninggal selama Holocaust.
“Ini adalah kehormatan besar dan peristiwa bersejarah bagi kami yang selamat,” kata Mannheimer yang telah lama melobi supaya kanselir mau mengunjungi kamp. Ia mengatakan bahwa ia telah melihat keputusan Merkel sebagai “sinyal untuk menghormati para bekas tahanan”.
Hambar dan Tidak Mungkin
Media Jerman Süddeutsche Zeitung mencatat, bahwa sudah umum para pemimpin memperhatikan dan menghargai korban-korban Nazi yang ada di luar negeri namun jarang yang di Jerman sendiri. Dan menyebut tindakan Merkel sebagai “tidak bijaksana” karena kunjungan pertama Merkel sebagai kanselir ke kamp Dachau dianggap sebagai rangkaian kampanye.
Setelah kunjungannya, Merkel dijadwalkan menggelar rapat umum kampanye menjelang pemilihan umum Jerman bulan depan.
Pemimpin Partai Hijau, Renate Künast, menyebut kunjungan pra-pemilu Merkel ke kamp Dachau adalah “kombinasi yang hambar dan tidak mungkin”. Dalam sebuah wawancara dengan harian Leipziger Volkszeitung, Renate Künast mencatat bahwa kanselir dalam kunjungannya itu juga dengan sebuah pidato kampanye.
"Jika Anda serius memperingati korban, maka Anda tidak perlu mengunjunginya selama masa kampanye pemilu," kata Künast. (dw.de)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...