Laga Jerman vs Belanda Batal, Ribuan Penonton Diungsikan
HANOVER, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Jerman mengatakan ancaman bom telah memaksa mereka membatalkan pertandingan persabahatan antara Jerman melawan Belanda yang rencananya akan digelar di HDI Arena, Hanover. Partai ini disebut juga sebagai simbol kebebasan setelah serangan Paris dan akan dihadiri Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Kami menerima indikasi serius bahwa serangan bom dirancang di dalam stadion malam ini," kata menteri dalam negeri negara bagian Lower Saxony, Boris Pistorius, hari Rabu (18/11) dini hari WIB.
Tidak ada bahan peledak yang ditemukan dan juga tidak ada penahanan setelah laga Jerman-Belanda itu dibatalkan dan ribuan penonton diungsikan, Kepala kepolisian kota Hanover Volker Kluwe mengatakan ada "rencana serius untuk menciptakan ledakan" di stadion berkapasitas 49.000 orang kota itu dan pihak berwenang telah bertindak seolah menghadapi skenario ancaman nyata.
Jerman tengah melawan Prancis Jumat pekan lalu ketika Stade de France diguncang serangan bom bunuh diri di luar stadion.
“pertandingan ini sebenarnya adalah pesan tegas dan simbol kebebasan serta unjuk kasih dan kesedihan, untuk saudara-saudara Prancis kita, tidak hanya di Prancis, namun di seluruh dunia,” kata Pelatih tim Jerman, Joachim Loew.
Sebelum laga, kedua pemain sedianya menyanyikan lagu kebangsaan Prancis "La Marseillaise" sebagai bentuk solidaritas kepada Prancis.
"Mereka ingin mengeluarkan pernyataan melawan takut dan terorisme, tapi itu tak terjadi," kata penonton yang kecewa, Philipp Beckermann (38) dari Dortmund yang sedang menuju stadion saat pertandingan itu dibatalkan.
Ribuan penonton diungsikan dari HDI Arena kurang dari dua jam sebelum pertandingan mulai, ketika ratusan polisi yang beberapa di antaranya menunggangi kuda, mengamankan area ini. Proses evakuasi berlangsung lembut sehingga tidak ada kepanikan. (Ant/AFP).
Editor : Eben E. Siadari
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...