Lagi, 136 Pengungsi Rohingya Mendarat di Sabang, Aceh
ACEH, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 100 orang pengungsi Rohingya termasuk perempuan dan anak-anak mendarat kembali di Sabang, Provinsi Aceh pada hari Sabtu (2/12), kata para pejabat, namun penduduk setempat mengancam akan mendorong mereka kembali ke laut.
Kedatangan tersebut terjadi setelah lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh bulan lalu, yang merupakan gelombang kedatangan pengungsi Rohingya terbesar di Indonesia sejak tahun 2015, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).
Mayoritas Muslim Rohingya dianiaya di Myanmar, dan ribuan orang mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan mahal, seringkali dengan perahu kecil, untuk mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia.
“Saat saya tiba, para pengungsi Rohingya sudah berada di pantai,” kata Dofa Fadhli, kepala desa Ie Meulee tempat kelompok terakhir pengungsi Rohingya mendarat, kepada AFP.
“Total pengungsi sebanyak 139 orang. Ada anak-anak, perempuan dan pria dewasa. Kami belum menghitung secara detail. (Kami) menunggu pihak terkait lainnya,” katanya seraya menambahkan perahu tersebut sampai di tepi desa di Provinsi Aceh sekitar pukul 02:30 waktu setempat, hari Jumat.
Lebih dari setengah lusin perahu telah tiba di Aceh sejak tanggal 14 November, dan para pengawas mengatakan lebih banyak lagi yang sedang dalam perjalanan, meskipun beberapa penduduk setempat mengembalikan perahu yang datang ke laut dan meningkatkan patroli di pantai.
Fadhli mengatakan, pengungsi terbaru akan didorong kembali ke laut jika mereka tidak direlokasi, namun akan diberikan bantuan untuk sementara waktu. “Kami warga Ie Meulee menolak keras kedatangan pengungsi Rohingya,” katanya.
“Jika dalam batas waktu yang kami berikan hingga sore ini tidak ada tindakan, maka kami akan mengembalikan pengungsi Rohingya ke perahunya.”
Rekan perlindungan UNHCR, Faisal Rahman, membenarkan bahwa lebih dari 100 pengungsi telah mendarat di Sabang dan mengatakan para pejabat sedang dalam perjalanan menuju pulau tersebut. “Kami akan koordinasikan situasi ini dengan pemerintah setempat,” katanya.
Gambar dan rekaman yang dilihat AFP menunjukkan para pengungsi duduk berbaris di pantai, sementara pasukan keamanan dan penduduk setempat terlihat berdiri di sekitar kelompok tersebut.
Lebih dari 3.500 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2022, menurut UNHCR.
Hampir 350 orang Rohingya tewas atau hilang tahun lalu ketika mencoba melakukan penyeberangan laut yang berbahaya, menurut perkiraan badan tersebut. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...