Laporan Inspeksi PBB Membuktikan Suriah Menggunakan Senjata Kimia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Tim inspeksi senjata kimia dari PBB yang memeriksa apakah terjadi penggunaan senjata kimia di Suriah, pada Senin (16/9) telah melaporkan hasil kerjanya. Laporan itu menerangkan adanya bukti jelas dan meyakinkan bahwa senjata kimia sudah digunakan dalam serangan yang menewaskan ratusan orang di Suriah bulan lalu.
"Berdasar analisa sampel lingkungan, materi-materi kimia dan sampel medis yang kami telah kami kumpulkan menunjukkan bukti jelas dan meyakinkan bahwa roket yang digunakan menyerang mengandung Sarin... di wilayah Ghouta Damaskus," tulis laporan pemeriksa PBB.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa senjata kimia digunakan di daerah Ein Tarma, Moadamiyeh dan Zamalka, demikian menurut Associated Press.
"Kesimpulannya adalah senjata kimia telah digunakan dalam konflik yang berkepanjangan antara pihak-pihak di Suriah ... senjata kimia telah digunakan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dalam skala relatif besar," tulis para ahli di halaman pertama laporan mereka yang diserahkan ke Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon.
Laporan tersebut segera dibahas oleh Dewan Keamanan PBB.
Serangan senjata kimia tanggal 21 Agustus lalu di sekitar suburban Damaskus memaksa PBB melakukan penyelidikan. Setelah ada penundaan karena pemeriksa mendapat serangan, akhirnya pemeriksa dari PBB diizinkan dan mendapat akses ke korban, dokter dan lain-lain.
Tim pemeriksa diminta untuk melaporkan apakah senjata kimia digunakan tetapi tidak melaporkan siapa yang bertanggung jawab.
Oposisi Suriah serta Barat dan Arab menuduh rezim Presiden Basha al-Assad yang melakukan serangan, sementara rezim al-Assad menolak tuduhan dan menegaskan bahwa serangan itu dilakukan oleh oposisi.
Kepala tim pemeriksa senjata kimia Suriah Ake Sellstrom ahli dari Swedia sudah menyerahkan laporan kepada Sekjen Ban Ki-Moon pada Minggu (15/9), bersamaan dengan pembicaraan antara Rusia dan AS yang memutuskan kesepakatan untuk memusnahkan seluruh senjata kimia milik Suriah.
Sementara Prancis dan Amerika Serikat masih bersikeras bahwa respon militer tetap akan dilakukan. Juga sebuah tekanan resolusi PBB akan dikeluarkan dalam beberapa hari mendatang.
"Jika Assad tidak memenuhi ... kita semua setuju, dan itu termasuk Rusia, bahwa akan ada konsekuensi, "kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry. (alarabiya.net/aljazeera.com)
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...