Laporan PBB: Houthi Bukan Penyerang Fasilitas Minyak Arab Saudi
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Milisi Syiah Houthi yang didukung Iran di Yaman bukan pihak yang menyerang fasilitas minyak Arab Saudi pada bulan September lahun lalu, menurut laporan rahasia oleh pemantau sanksi PBB yang dilihat oleh Reuters pada hari Rabu (8/1). Laporan itu memperkuat tuduhan banyak pihak bahwa Iran yang bertanggung jawab.
Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan 14 pada September terhadap fasilitas pengolahan minyak Arab Saudi, Aramco, di Abqaiq dan Khura. Laporan itu menepis klaim Houthi bahwa pihaknya yang bertanggung jawab. Sementara Teheran membantah keterlibatannya.
Laporan dari para pakar independen PBB kepada komite sanksi Yaman Dewan Keamanan PBB mengatakan, "Meskipun mereka mengklaim sebaliknya, pasukan Houthi tidak melancarkan serangan terhadap Abqaiq dan Khura pada 14 September 2019."
Laporan PBB itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terkait pembunuhan Qassem Soleimani, jenderal Iran, di Baghdad, Irak pekan lalu.
Para penyelidik PBB meragukan bahwa rudal jelajah drone dan tembakan darat yang digunakan dalam serangan 14 September "memiliki jangkauan yang cukup untuk diluncurkan dari wilayah Yaman di bawah kendali Houthi."
"Panel itu mencatat bahwa Abqaiq dan Khura didekati masing-masing dari arah utara / barat laut dan utara / timur laut, daripada dari selatan, seperti yang diperkirakan dalam kasus peluncuran dari wilayah Yaman," kata laporan itu.
Para penyelidik, yang memantau sanksi terhadap Yaman, juga mengatakan mereka tidak percaya bahwa "senjata yang relatif canggih itu dikembangkan dan diproduksi di Yaman." Namun mereka tidak ditugaskan mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Arab Saudi.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi terlibat dalam perang di Yaman pada 2015, dengan mendukung pasukan pemerintah melawan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran. Houthi telah dikenakan embargo senjata sejak 2015. Dan Iran berulang kali membantah memasok senjata ke Houthi.
"Pasukan Houthi terus menerima dukungan militer dalam bentuk senapan serbu, peluncur granat berpeluncur roket, peluru kendali anti-tank, serta sistem rudal jelajah yang lebih canggih," tulis laporan itu.
"Beberapa senjata itu memiliki karakteristik teknis mirip dengan senjata yang diproduksi di Iran," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...