Laporan Penyelidikan: Kecelakaan Pesawat di Nepal Alkibat Kesalahan Pilot
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM-Otoritas Nepat menyebutkan bahwa kesalahan pilot yang menyebabkan kecelakaan pesawat pada bulan Januari di Nepal yang menewaskan 72 orang di dalamnya, kata seorang pejabat pada hari Jumat (29/12), setelah penyelidikan selama berbulan-bulan terhadap bencana penerbangan terburuk di negara itu dalam tiga dekade.
Layanan Yeti Airlines terbang dari Kathmandu ke Pokhara, pintu gerbang bagi peziarah dan pendaki, ketika jatuh saat turun.
ATR 72 dengan 68 penumpang dan empat awak jatuh ke jurang terjal, hancur berkeping-keping dan terbakar saat mendekati tujuan. Enam anak-anak dan 15 warga asing termasuk di antara mereka yang tewas.
Buddhi Sagar Lamichhane, anggota komisi investigasi, mengatakan kepada AFP bahwa penyelidikan menyimpulkan bahwa “tuas yang salah” ditarik di kokpit. “Secara teknis, pesawat baik-baik saja tetapi tampaknya kesalahan manusia yang menyebabkannya terhenti dan jatuh,” ujarnya.
Laporan tersebut, yang diserahkan kepada kementerian pariwisata pada hari Kamis (28/12), mengatakan bahwa kemungkinan besar penyebab kecelakaan fatal tersebut adalah “pergerakan yang tidak disengaja dari kedua tuas kondisi ke posisi baling-baling untuk meminimalkan hambatan udara (feathered position) dalam penerbangan.”
Menggeser baling-baling ke posisi itu akan menghentikan produksi daya dorong, yang menurut laporan itu adalah penyebab pesawat terhenti dan kemudian jatuh.
Rekaman media sosial dari kecelakaan itu menunjukkan baling-baling ganda pesawat itu tiba-tiba berbelok tajam ke kiri ketika mendekati bandar udara Pokhara.
“Masalah faktor manusia seperti beban kerja yang tinggi dan stres yang tampaknya mengakibatkan kesalahan identifikasi dan pemilihan baling-baling,” kata laporan itu.
Dikatakan juga bahwa para kru melewatkan “dek penerbangan dan indikasi mesin yang terkait bahwa kedua baling-baling telah diperiksa.”
Industri penerbangan Nepal berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, mengangkut barang dan orang dari daerah yang sulit dijangkau, serta mengangkut pendaki gunung asing.
Namun sektor ini telah dilanda sejumlah kecelakaan mematikan karena kurangnya pelatihan dan pemeliharaan.
Uni Eropa telah melarang semua maskapai penerbangan Nepal memasuki wilayah udaranya karena alasan keamanan.
Nepal juga memiliki beberapa landasan pacu tersulit dan terpencil di dunia, diapit oleh puncak-puncak yang tertutup salju dengan pendekatan yang sulit dan cuaca yang tidak menentu.
Kecelakaan penerbangan paling mematikan terjadi pada tahun 1992, ketika seluruh penumpang pesawat Pakistan International Airlines yang berjumlah 167 orang tewas ketika pesawat tersebut jatuh saat mendekati Kathmandu. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...