Latvia Tunjuk Perdana Menteri Perempuan Pertama
RIGA, SATUHARAPAN.COM – Latvia, negara di kawasan Baltik, Eropa Utara, siap menyambut perdana menteri perempuan pertamanya setelah presiden negara itu pada Senin (6/1) menugaskan Laimdota Straujuma untuk mengelola pemerintahan baru.
Straujuma (62), menggantikan Valdis Dombrovskis, yang mengundurkan diri setelah insiden mematikan akibat runtuhnya atap pasar swalayan di pinggiran ibu kota Riga, pada November lalu.
Straujuma menjabat sebagai Menteri Pertanian Latvia sejak 2011. Ia dinilai memiliki kemampuan negosiasi yang mengesankan dalam menekan kesepakatan Uni Eropa yang lebih baik bagi petani negaranya.
Dombrovskis tetap menjadi perdana menteri sementara sembari menunggu pembentukan pemerintah baru, yang diperkirakan membutuhkan waktu dua hingga tiga pekan. Pemerintahan baru akan memerintah sampai pemilu yang dijadwalkan pada Oktober.
“Saya percaya bahwa koalisi sayap tengah kanan ini dapat bekerja secara efektif,” kata Straujuma kepada wartawan di Riga.
Dombrovskis (42), ahli fisika yang terlatih dan dihormati atas politiknya yang bersih, mengundurkan diri pada 27 November atas insiden runtuhnya atap pasar swalayan di Riga yang menewaskan 54 orang.
Ia merupakan perdana menteri terlama sejak Latvia mendapatkan kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991.
Latvia, negara yang sebagian besar berupa pedesaan dan berpenduduk dua juta jiwa, menjadi negara anggota Uni Eropa pada 2004. Tahun ini mereka menjadi negara Uni Eropa ke-18 yang mengadopsi euro sebagai mata uangnya.
Straujuma, yang sebelumnya seorang ekonom sekaligus pejabat sipil, hingga sekarang menjabat sebagai seorang politisi nonpartisan.
Ia mengatakan memprioritaskan pemerintahannya untuk memperbaiki bidang pendidikan. “Paling penting juga mempertahankan stabilitas dalam sembilan bulan ke depan,” katanya, berkaitan dengan adopsi euro sebagai mata uang, penggal awal tahun ini.
Selain suku Latvia, 62,1 persen dari penduduk negara dengan sistem pemerintahan republik parlementer itu juga dihuni suku Rusia (26,9 persen), suku Belarus (3,3 persen), suku Ukraina (2,2 persen), suku Polandia (2,2 persen), dan suku Lithuania (1,2 persen). (AFP/Ant/Wikipedia)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...