LBH Jakarta: JK Mampu Redam Persekusi Ahmadiyah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Bidang Penanganan Kasus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Muhamad Isnur menyebut Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jusuf Kalla merupakan seorang yang tegas dalam meredam penyerangan ke jemaah Ahmadiyah di Manis Lor Kuningan.
“Saya masih ingat ketika Jusuf Kalla di 2008. Ketika itu ada lima ribu orang mau menyerang Manis Lor Kuningan. Dia bilang jangan sampai ada rumah Ahmadiyah yang rusak. Tangkap para perusuh. Kapoldanya Sutarman waktu itu. Di lapangan ada 5.000 orang, hanya ada Kapolres ibu Yoyok. Ibu Yoyok itu Kapolres di Kuningan waktu itu. Dia berhasil mencegah 5.000 orang masuk ke Manis Lor,” kata Muhamad Isnur usai talk show dan peluncuran buku 'Peradilan dan Keragaman' di kantor LBH Jakarta pada Jumat (27/6).
Dia menilai Jusuf Kalla saat menjabat Wakil Presiden di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak tegas.
“Manis Lor itu menarik kasusnya. Karena Jusuf Kalla berpengalaman di Poso, punya pengalaman di Ambon. Karena pemerintahan yang tidak tegas berdampak pada operasional di lapangan makin membesar dalam konflik agama. Pengalaman dia dari situ.”
Muhamad Isnur berpendapat aparat penegak hukum saat ini tidak mampu menyelesaikan kasus persekusi dan intoleransi karena pemerintahannya tidak tegas. Apalagi menteri-menterinya malah turut mengobarkan syiar kebencian.
“Jangan sampai kita punya menteri seperti itu, juga dengan punya kepolisian yang diam saja. Caranya apa? Caranya punya Presiden yang baik dan tegas terhadap intoleransi. Kita berharap pergantian politik ke depannya terpilih pasangan yang kita anggap relatif lebih toleran, kita berharap Presiden dan Wakil Presidennya tegas maka kepolisian juga bisa tegas,” pungkasnya.
Editor : Bayu Probo
Presiden Prabowo dan PM Modi Bahas Kerja Sama Kesehatan hing...
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan ...