Lebih dari 3100 Perempuan Hamil di Kolombia Tertular Zika
KOLOMBIA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan, lebih dari 3.100 perempuan hamil di negaranya tertular virus Zika yang disebabkan oleh nyamuk.
Santos, yang berbicara kepada wartawan setelah bertemu Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih mengatakan, Amerika telah mengirim sejumlah petugas untuk membantu negaranya.
Santos menambahkan, Presiden Barack Obama mengatakan “kami (AS) siap membantu”, demikian seperti dikutip dari voaindonesia.com
Amerika telah setuju, dan telah menghubungi Institut Kesehatan Nasional Kolombia. Delegasi sebuah pusat kesehatan di Amerika akan datang ke Kolombia pekan ini. Tim ini juga akan memberi kami teknologi, untuk melakukan pemeriksaan lebih tepat, penyakit menular apa yang diidap seseorang”.
Santos juga mengatakan, belum ada bukti pasti yang menghubungkan virus Zika dengan gangguan perkembangan janin yang disebut mikrosefali, yang membuat bayi lahir dengan kepala lebih kecil dan otak yang tidak berkembang. Belum ada vaksin atau obat bagi virus ini.
Virus Zika terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Para ilmuwan di Brazil mengatakan hari Jumat, (6/2), mereka menemukan virus dapat "aktif" dalam air liur dan urine dari orang yang terinfeksi, menimbulkan kekhawatiran itu juga bisa ditularkan melalui cairan tubuh.
Sejak wabah terbaru dari virus Zika di Brazil Agustus lalu, pemerintah Brasil telah mengkonfirmasi 404 kasus mikrosefali, menurut Frontline, yang diberitakan usatoday.com
Santos mengatakan, pada konferensi pers pihak berwenang negara bagian dan lokal yang bekerja untuk mengurangi populasi nyamuk untuk mengurangi penyebaran virus.
Dia mengatakan, pihak berwenang akan meningkatkan proyek fumigasi dan membantu keluarga menghilangkan air tergenang, tempat berkembang biak utama untuk nyamuk.
Menurut laoran lembaga kesehatan nasional, provinsi Norte de Santander di Kolombia, melaporkan hampir 5.000 kasus virus terjadi di negeri ini.
Komisaris Tinggi HAM PBB minggu (7/2) ini menyerukan, agar negara-negara mencabut undang-undang yang membatasi akses ke kontrasepsi dan aborsi. El Tiempo melaporkan perwakilan dari Gereja Katolik di Kolombia menyebut seuan PBB ini "mengerikan", dan mendesak pemerintah untuk menolaknya.
Menteri Kesehatan Kolombia Alejandro Gaviria mengatakan, Kolombia memiliki pengalaman yang cukup dalam keluarga berencana. "Mayoritas penduduk tahu metode pengendalian kelahiran," kata Gaviria.
Dia menekankan tidak ada hubungan yang pasti antara virus Zika dan mikrosefali. "Hubungan ini tidak Zika dan aborsi, melainkan mikrocefali dan aborsi," katanya.
Editor : Eben E. Siadari
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...