Ledakan di Depot BBM di Nagorno-Karabakh, 125 Orang Tewas
STEPANAKERT, SATUHARAPAN.COM-Jumlah korban tewas akibat ledakan dan kebakaran di depot bahan bakar minyak (BBM) di Nagorno-Karabakh pada hari Senin (25/9) telah melonjak menjadi 125 orang, Interfax Azerbaijan melaporkan pada hari Selasa (26/), mengutip kementerian kesehatan Armenia.
Jumlah korban meningkat tajam setelah otoritas Karabakh melaporkan 20 orang tewas pada hari Selasa pagi.
Ledakan itu terjadi ketika ribuan warga etnis Armenia melarikan diri dari daerah kantong yang memisahkan diri tersebut setelah pejuang mereka dikalahkan oleh Azerbaijan dalam operasi militer kilat.
Jenazah mereka yang tewas dalam ledakan di dekat Stepanakert, ibu kota Karabakh, telah diangkut ke Armenia, kata kementerian kesehatan Armenia.
Sebelumnya pada hari Selasa, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan ledakan tersebut mengakibatkan ratusan korban luka bakar. ICRC mengatakan bahwa mereka memberikan bantuan medis kepada mereka yang menderita luka bakar dan mengevakuasi beberapa orang dengan ambulans, dengan alasan rumah sakit yang penuh dan lalu lintas sebagai tantangannya.
Mengungsi ke Armenia
Pada pukul 16:00 GMT pada hari Selasa, setidaknya 28.120 dari 120.000 etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh telah menyeberang ke Armenia, kata pemerintah Armenia.
Azerbaijan tidak berniat mengambil tindakan militer untuk menciptakan koridor darat di Armenia selatan, kata penasihat kebijakan luar negeri presiden Azerbaijan pada Selasa.
Operasi militer Azerbaijan pekan lalu untuk menguasai daerah kantong Nagorno-Karabakh yang didominasi etnis Armenia telah memicu ketakutan Armenia bahwa Baku sekarang dapat menggunakan kekuatan untuk membuat koridor melalui Armenia ke eksklave Nakhchivan di Azerbaijan.
Namun Hikmet Hajiyev, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan Baku hanya ingin membangun jaringan transportasi ke Nakhchivan melalui Armenia, yang menurutnya akan menguntungkan negara dan kawasan yang lebih luas.
“Azerbaijan tidak memiliki tujuan atau sasaran militer apa pun di wilayah kedaulatan Republik Armenia, itu… sepenuhnya di luar agenda Azerbaijan,” katanya kepada Reuters.
“Saran kami kepada Armenia adalah membangun jalur konektivitas, jalur transportasi, dengan cara yang sangat damai,” katanya, berbicara di Brussel setelah pembicaraan yang diselenggarakan oleh UE dengan timpalannya dari Armenia, Armen Grigoryan, dan para pejabat Eropa.
Komentar Hajiyev muncul sehari setelah Aliyev mengadakan pembicaraan dengan rekannya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, di mana ia mengisyaratkan prospek menciptakan koridor darat, yang juga akan memberi Azerbaijan hubungan langsung dengan sekutu dekatnya, Turki.
Saluran Telegram berpengaruh yang terkait dengan warga Armenia Karabakh bernama “Republic of Artsakh” mengatakan, kata-kata Aliyev tampak tidak menyenangkan.
“Target baru Azerbaijan dan Turki adalah Syunik (sebuah provinsi di selatan Armenia yang akan dilalui koridor tersebut). Mereka sudah menyatakannya secara terbuka. Persiapan aktif untuk perang sedang dilakukan,” katanya.
Pada pembicaraan di Brussel, para pejabat membahas kemungkinan pertemuan antara Aliyev dan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, pada pertemuan puncak Eropa di Granada, Spanyol, pada 5 Oktober.
UE mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan bahwa mereka “percaya bahwa kemungkinan pertemuan di Granada harus digunakan oleh Yerevan dan Baku untuk menegaskan kembali secara terbuka komitmen mereka terhadap integritas dan kedaulatan wilayah masing-masing.”
Pemerintah Armenia belum memberikan komentar mengenai perundingan tersebut. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Uskup Suharyo: Semua Agama Ajarkan Kemanusiaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan ap...