Lenggang Jakarta Menyasar Pembenahan PKL
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dibangunnya pusat kuliner Lenggang Jakarta di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat menurut Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (KUMKP) Joko Kundaryo menyasar pada penataan pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya tidak terakomodasi dengan baik.
Lenggang Jakarta sebagai proyek percontohan penataan PKL menurut Joko merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI untuk menyejahterakan masyarakat yang telah lama berdagang di area wisata tersebut. Terlebih sebelum ada penataan PKL, pedagang-pedagang ini kerap ditodong dengan pungutan liar oleh oknum-oknum nakal atau preman.
Tak hanya menyoal pungutan liar saja, ihwal kandungan zat-zat kimia berbahaya yang tidak dapat dikontrol sebelumnya juga menjadi alasan utama Pemprov harus bertindak melakukan perombakan terhadap kios-kios PKL di Monas ini.
“Secara umum kita ingin mereka (pedagang, Red) itu lebih sejahtera, naik kelas tapi dengan pola berdagang yang sehat, pola yang mengikuti kaidah-kaedah, nggak bisa lagi semaunya, pakai bahan-bahan berbahaya,” ujar Joko seusai menghadiri peresmian Lelang Jakarta di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (22/5).
Namun, Joko mengaku mengakomodasi pedagang yang telah terbiasa dengan budaya lama ini cukup sulit. Apalagi, jumlah PKL yang ada ternyata lebih banyak daripada jumlah tempat yang sediakan sehingga pemprov harus melakukan verifikasi.
“Yang terjadi seringkali lokasi yang sudah berjalan itu mereka bukan pedgang yang sebenarnya karena ada yang menjadi distributor, jadi bukan mau menjadi pedagang yang sebenarnya. Ada yang hanya maunya menyewakan saja. Makanya kami verifikasi lagi,” Joko menjelaskan.
Pemprov pun mengimbau akan menindak tegas pedagang yang berani bermain menyewakan kios kepada orang lain. Kios yang diberi Pemprov DKI merupakan kios yang secara gratis diberikan kepada pedagang yang lolos verifikasi.
Jumlah PKL yang sudah melapor dan menandatangani kontrak serta menempati kios Lenggang Jakarta yakni sebanyak 302 pedagang dengan perincian 126 pedagang menjual jajanan kuliner, sedangkan 176 lainnya pedagang non-kuliner, seperti pedagang pakaian, sepatu, tas, akesoris, souvenir, dan mainan anak.
Joko optimistis Lenggang Jakarta akan ramai dikunjungi wisatawan sehingga pedagang mendapat keuntungan optimal. Terlebih, kuliner yang ditawarkan di Lenggang Jakarta ini merupakan kuliner yang telah lolos uji BPOM.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...