Lima Bandara AS Lakukan Pemindaian Ebola

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Lima bandara Amerika Serikat akan mulai melakukan pemindaian suhu badan penumpang yang tiba dari Afrika Barat saat AS meningkatkan responsnya atas wabah ebola, menurut pejabat, Rabu (8/10).

“Semua orang yang datang dari Guinea, Liberia, dan Sierra Leone, tiga negara yang paling parah dilanda wabah ebola akan dipindai,“ kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.

Bandara yang memberlakukan langkah tersebut adalah Bandara Internasional John F Kennedy di New York, Bandara Internasional Dulles di Washington, Bandara Internasional O’Hare Chicago, Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, dan Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey.

Bersama-sama, kelima bandara itu merupakan tujuan untuk 94 persen orang-orang yang mengunjungi AS dari tiga negara yang terkena ebola paling parah.

Pengumuman tersebut muncul beberapa jam setelah orang pertama yang didiagsonis ebola di AS, dan yang pertama di luar Benua Afrika, dikabarkan meninggal di sebuah rumah sakit di Texas.

“Hal yang penting dipahami orang-orang adalah kami tetap yakin dengan langkah pemindaian yang sedang dilakukan dan sudah dilakukan sampai saat ini,” kata Earnest.

Sejak awal Agustus, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Department of Homeland Security Bea & Perlindungan Perbatasan (CBP), telah bekerja sama dengan maskapai penerbangan, bandara, departemen kesehatan, dan mitra lainnya untuk menyediakan bantuan teknis pemindaian suhu di bandara internasional, membantu negara-negara dalam pengadaan persediaan yang dibutuhkan untuk melakukan pemindaian, mendukung dengan pengembangan protokol pemindaian mengembangkan alat seperti poster, formulir pemindaian, dan staf pelatihan protokol pemindaian, dan alat pelindung diri yang sesuai Personal Protective Equipment (PPE).

Pemindaian suhu di bandara di negara-negara yang terkena dampak ebola tetap menjadi sarana utama menjaga wisatawan dari penyebaran ebola ke negara-negara lain. Guinea, Liberia, dan Sierra Leone telah meminta, dan terus menerima, bantuan dari CDC. (AFP/ /cdc.gov/ Ant)