LSM Sumatera Bangun Jaringan Antisipasi Bencana
NIAS, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Sumatera membentuk jaringan untuk mengantisipasi dan merespons terhadap bencana yang terjadi di wilayah tersebut. Jaringan tersebut diberi nama LEARN (Local Emergency Assessment Response Network ) Sumatera.
Jaringan ini diselenggarakan dengan pelatihan yang direncanakan hingga delapan angkatan. Yang terakhir, angkatan keenam diselenggarakan di Nias beberapa waktu lalu. Lembaga yang terlibat dalam pelartihan itu adalah Yayasan Bunga Bangsa dari Riau, Rumpun Perempuan dan Anak (Riau), Lembaga PAMI (Bengkulu), PENGMAS GKPA (Padang Sidempuan), Serikat Hijau Indonesia ( Palembang), PKPU (Aceh dan Sumatera Barat), LIMBUBU (Pariaman Sumatera Barat), ULAYAT (Bengkulu), Nurani Perempuan Women’s Crisis Centre / WCC (Padang).
Jaringan tersebut dibentuk karena dalam satu dekade terakhir Indonesia mengalami banyak bencana besar. Bencana yang terjadi ini bahkan mendapat perhatian dari dunia internasional.
Pengalaman gempa dan tsunami di Aceh danNias 2004, letusan gunung Merapi, dan kebakaran hutan di Riau yang saat ini masih berlangsung. Di luar karena ulah manusia, wilayah Indonesia memang rawan bencana.
“Hal ini bukanlah sesuatu yang harus disesali tetapi harus dihadapi. Pengalaman respon bencana harus diingat sebagai sesuatu yang berharga dan dijadikan bahan refleksi bagi Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiaagan bencana,“ kata Fransedes Simamora, penggiat kebencanaan yang bekerja pada HEKS (Hilfswerk der Evangelischen Kirchen Schweiz) yang berbasis di Swiss.
Pelatihan tersebut didukung oleh HEKS yang mengembangkan LEARN. Dan dalam penyelenggaraan bekerja sama dengan Yayasan Holianaa, Nias.
Program LEARN Sumatera bertujuan untuk miningkatkan kecakapan pegiat LSM di Sumatera dalam usaha mengurangi risiko bencana dan tanggap darurat. Program ini merupakan simpul kekuatan yang akan bersinergi dan memberi sumbangsih nyata bersama program-program dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Pelatihan ini sangat penting bagi peserta dari Riau, karena tengah menghadapi bencana kebakaran lahan dan asap yang disebabkan oleh praktik-praktik pembakaran lahan. “Dengan pelatihan dan soliditas jaringan LEARN, mereka dapat menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan aktivitas mengurangi risiko bencana di Provinsi Riau,” tambahnya lagi.
Pelatihan ini direncanakan akan sampai delapan gelombang. “Kami menargetkan sekitar 120 orang akan menerima pelatihan ini, dan kami yakin semua lembaga ini dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat sehingga usaha mengurangi risiko bencana membuahkan hasil,” kata Fernandes.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...