Mahasiswa Bangladesh Ditahan, Pemerintah Klaim Demi Keselamatan Mereka
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Bangladesh mengatakan tiga pemimpin mahasiswa telah ditahan demi keselamatan mereka sendiri setelah pemerintah menyalahkan protes mereka terhadap kuota pekerjaan pegawai negeri sipil atas kerusuhan mematikan di seluruh negeri selama berhari-hari.
Pimpinan Students Against Discrimination, Nahid Islam, dan dua anggota senior kelompok protes lainnya pada hari Jumat (26/7) dipaksa keluar dari rumah sakit dan dibawa pergi oleh sekelompok detektif berpakaian preman.
Unjuk rasa jalanan yang diorganisir oleh ketiganya memicu tindakan keras polisi dan bentrokan selama berhari-hari antara petugas dan pengunjuk rasa yang menewaskan sedikitnya 201 orang, menurut penghitungan AFP dari data rumah sakit dan polisi.
Islam awal pekan ini mengatakan kepada AFP bahwa ia dirawat di rumah sakit di ibu kota Dhaka karena luka-luka yang dideritanya selama putaran penahanan polisi sebelumnya.
Polisi awalnya membantah bahwa Islam dan dua rekannya ditahan sebelum menteri dalam negeri Asaduzzaman Khan mengonfirmasinya kepada wartawan pada Jumat (26/7) malam. "Mereka sendiri merasa tidak aman. Mereka mengira ada orang yang mengancam mereka," katanya.
"Itu sebabnya kami pikir demi keamanan mereka sendiri, mereka perlu diinterogasi untuk mengetahui siapa yang mengancam mereka. Setelah interogasi, kami akan mengambil tindakan selanjutnya."
Khan tidak mengonfirmasi apakah ketiganya telah ditangkap secara resmi.
Kekacauan yang terjadi pekan lalu menyebabkan pembakaran gedung-gedung pemerintah dan pos-pos polisi di Dhaka, dan perkelahian jalanan yang sengit antara pengunjuk rasa dan polisi antihuru-hara di tempat lain di negara itu.
Pemerintah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengerahkan pasukan, memberlakukan pemadaman internet nasional, dan memberlakukan jam malam untuk memulihkan ketertiban. ‘Melakukan penggrebegan’
Kerusuhan bermula ketika polisi dan kelompok mahasiswa pro pemerintah menyerang aksi unjuk rasa jalanan yang diselenggarakan oleh Students Against Discrimination yang sebagian besar berlangsung damai hingga pekan lalu.
Islam, 26 tahun, koordinator utama Students Against Discrimination, mengatakan kepada AFP dari ranjang rumah sakitnya pada hari Senin (22/7) bahwa ia mengkhawatirkan keselamatan jiwanya.
Ia mengatakan bahwa dua hari sebelumnya, sekelompok orang yang mengaku sebagai detektif polisi menutup mata dan memborgolnya serta membawanya ke lokasi yang tidak diketahui untuk disiksa sebelum ia dibebaskan keesokan paginya.
Rekannya Asif Mahmud, yang juga ditahan di rumah sakit pada hari Jumat, mengatakan kepada AFP sebelumnya bahwa ia juga telah ditahan oleh polisi dan dipukuli pada puncak kerusuhan minggu lalu.
Polisi telah menangkap sedikitnya 4.500 orang sejak kerusuhan dimulai.
“Kami telah melakukan penggrebegan di ibu kota dan kami akan terus melakukan penggerebekan hingga para pelaku ditangkap,” kata komisaris gabungan Kepolisian Metropolitan Dhaka, Biplob Kumar Sarker.
“Kami tidak menangkap mahasiswa umum, hanya mereka yang melakukan vandalisme dan membakar fasilitas pemerintah.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...